"Pemaparan berulang maupun jangka panjang dapat menimbulkan gejala: mata merah, sakit kepala, fatigue, mudah marah, susah tidur, gangguan pencernaan, dan penurunan berat badan," tambahnya.
Kemudian, dampak berikutnya yakni gempa minor yang ditimbulkan dari hasil Fracking. Kata Doif teknik stimulasi sumur yang mana lapisan batuan di bawah diretakkan dengan fluida cair bertekanan tinggi.
"Yang dapat menyebabkan gempa bumi minor, pencemaran air, thermal pollution, dan juga amblesan di sejumlah titik," ucapnya.
Lalu, tanah ambles. Doif memarkan air yang ditarik secara terus-menerus untuk keperluan geothermal itu bisa menyebabkan kepadatan tanah berkurang.
Di sisi lain, thermal pollution karena panas yang diekstrak keluar dapat menyebabkan sekeliling lokasi PLTP menjadi kering, bahkan untuk proses pendinginan pipa yang sudah digunakan juga berdampak luas kepada masyarakat.
"Ketika struktur tanah menjadi tidak stabil dan mengalami kekeringan, maka potensi terjadinya bencana longsor pada musim hujan semakin besar," katanya.
Menurunnya Debit dan Kualitas Air. Menurut Doif metode fracking dalam ekstraksi panas bumi sangat berbahaya, mengingat potensi panas yang berada di perut bumi dipaksa keluar dengan menyemburkan air dan zat kimia untuk membocori tanah. Pencemaran kemudian terjadi akibat larutan hidrotermal mengandung kontaminan seperti Arsenik, Antimon, dan Boron.
Berubahnya Tata Guna Lahan. Lokasi eksplorasi dan eksploitasi wilayah kerja panas bumi di Indonesia bukan ruang kosong. Di banyak wilayah, tempat dimana panas bumi diekstraksi, terdapat pemukiman penduduk, sumber-sumber air, kawasan hutan, tanah-tanah ulayat yang, semuanya vital bagi kehidupan rakyat.
Alih-fungsi lahan untuk ekstraksi panas bumi menyebabkan banyak warga kehilangan ruang produksi, berikut rentan terpapar berbagai penyakit akibat tercemar limbah-limbah yang dihasilkan dari ekstraksi panas bumi.
Doif mengungkapkan, hampir seluruh wilayah kerja panas bumi di Indonesia masuk di kawasan hutan. Ekstraksi panas bumi di kawasan hutan itu berisiko besar terjadinya kerusakan dan atau pencemaran ekosistem hutan.
Instalasi drilling rig dan seluruh peralatan memerlukan pembangunan jalan akses dan drilling pad. Operasi ini akan mengubah morfologi permukaan (platform) dan dapat merusak struktur vegetasi dan mempengaruhi habitat satwa liar.
"Instalasi pipa pengangkutan panas bumi dan pembangunan power plant juga membutuhkan pembukaan lahan yang akan mempengaruhi struktur vegetasi dan habitat satwa liar, serta morfologi permukaan," jelasnya.