ADVERTISEMENT

Masyarakat Desa di Banten Masih Percaya Jasa Dukun Beranak, Harus Ada Pembedaan Penanganan dengan Bidan

Minggu, 9 Oktober 2022 06:25 WIB

Share
Ilustrasi, dukun bayi.
Ilustrasi, dukun bayi.

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

SERANG, POSKOTA.CO.ID - Sebagian masyarakat desa di Banten masih percaya dan mengandalkan dukun beranak saat proses melahirkan. Akses kesehatan yang jauh menjadi faktor kendala.

Terlebih, jangkauan bidan sangat terbatas dalam satu desa. Dukun beranak yang disebut juga paraji menjadi solusi bagi ibu yang hendak melahirkan.

Dengan fenomena itu, Pemprov Banten kini menginisiasi mengkolaborasikan dukun beranak dengan bidan agar mendapat edukasi tentang kesehatan.

Manager Riset Pusat Studi dan Informasi Pattiro Banten, Angga Andrias mengatakan, sebagaian masyarakat masih percaya dan menggunakan jasa dukun beranak dalam proses melahirkan.

Keahlian dukun beranak biasanya hasil dari turun temurun. Sehingga hal ini akan cemderung sulit untuk diputus. Oleh karenanya, edukasi kesehatan menjadi penting bagi dukun beranak.

"Paraji memang kebanyakan orangtua dan akan menurunkan ke anaknya kemampuannya, kalau bisa ada monitoring dari desa agar dapat sosialisasi edukasi kesehatan sehingga paham untuk menurunkan AKI AKB," katanya, Jumat (7/10/2022).

Ia menerangkan, harus ada pembedaan penanganan antara dukun beranak dengan bidan. Misalnya, bidan di bagian proses persalinan dan dukun beranak di bagian pengurutan ibu dan anak.

"Bahkan kalau ada yang melahirkan paraji diedukasi agar dialihkan ke Puskesmas. Setelah melahirkan diurut, tapi kesehatan ke bidan," ucapnya.

Selain itu, dukun beranak dapat dikolaborasikan menjadi kader posyandu. Sehingga secara perlahan, mereka akan teredukasi dari segi kesehatan.

"Mungkin ada praktik baik, di Cikesal Kabupaten Serang dijadikan kader posyandu. Jadi semua dikoordinatori oleh bidan desa," ungkapnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT