Berani Ngeledek dan Main Colek, Tetangga Pun Dibabat Celurit

Jumat, 7 Oktober 2022 06:37 WIB

Share
Kartun Nah Ini Dia: Berani Ngeledek dan Main Colek, Tetangga Pun Dibabat Celurit. (kartunis: poskota/ucha)
Kartun Nah Ini Dia: Berani Ngeledek dan Main Colek, Tetangga Pun Dibabat Celurit. (kartunis: poskota/ucha)

KEMARAHAN Panut (28) pada Bowo (35) sudah total. Soalnya lelaki bujang lapuk ini selain suka ngeledek, juga berani main colek pada istrinya, Titik (25). Harga diri Panut terusik. Diingatkan masih nekad, langsung saja Bowo dibabat celurit hingga luka parah. Untung ada yang menolongnya, sehingga Bowo tidak sampai wasalam.

Jodoh, rejeki dan kematian itu misteri Illahi, kita hanya menerima tak bisa berkelit. Soal jodoh misalnya, bila sedang milik, biar tampang jelek bisa dapat istri cakep laksana artis sinetron sejuta episode. Sebaliknya yang ganteng, banyak juga beristri perempuan jelek, isinya daging semua (gemuk). Paling sadis, ganteng tapi tak laku pasar jodoh, sehingga “asset”-nya hanya untung kencing doang!

Nah, Bowo warga Pasirian Kabupaten Lumajang (Jatim), termasuk lelaki apes. Dia cukup ganteng, punya pekerjaan, tapi sampai bujang lapuk belum laku kawin. Banyak yang ditaksirnya, tapi tak ada yang siap jadi bini Bowo. Jadi macam politisi pengin nyapres, tapi tak dilirik parpol untuk teman koalisi. Padahal sudah siang malam lobi sana lobi sini, tapi kagak nyangkut juga.

Bowo ini punya hobi ngeledek orang, meski tujuannya sekedar guyon belaka. Tapi kan tak semua orang siap diledek, apa lagi yang tipikalnya mudah tersinggung. Dan Bowo tak peduli semua itu, jika mulutnya sudah gatel untuk ngerjain orang, ketika sudah dapat sasaran tembak langsung saja nyerocos tanpa mau jaga perasaan orang.

Kebetulan ada anak muda tetangga masih pengantin baru, usia di bawahnya. Namanya Panut, orangnya lumayan jelek, tapi kok bininya cantiknya selangit. Menurut perasaan Bowo, dialah yang lebih pantas jadi suami Titik, bukan Panut si jelek itu. Maka ketika ketemu si pengantin baru, langsung saja main tembak. “E, Panut. Kamu kok dapat bini cantik begitu, habis kemenyan berapa kilo?” tanya Bowo menyakitkan, maksudnya berdukun ke mana?

“Biar habis kemenyan satu kwintal pun apa urusanmu? Ketimbang kau, ganteng tapi tak laku kawin.” Balas Panut telak. Tapi Bowo tidak marah, malah tertawa dengan pundak terguncang-guncang karenanya. Dan kalau Panut jalan bareng bersama istri, tanpa malu Bowo main colek Titik istrinya, macam kondektur bis narik ongkos. “He, Tik, kamu minta cerai saja sama Panut, nanti lalu kawin sama aku ya….?” Kata Bowo sambil menggamit pinggang Titik.

Titik diam saja, tapi Panut yang sewot. Istrinya langsung ditarik, diajak cari jalan lain jangan sampai bareng dan satu arah dengan sang penggoda. Panut cemberut, tapi Bowo malah tertawa berguling-guling jika pinjam istilah internet. Dan kembali Bowo berteriak, “Hoi Panut, kamu minta tebusan berapa? Binimu buat saya ya, Titik-Bowo kan top markotop!”

Karena Titik orang baru di kampung itu, dia hanya diam saja atas perilaku tetangga suaminya. Tapi Panut sendiri mau kasih pelajaran dengan bertinju lawan Bowo juga tak berani. Dia kalah gede dengan sang penggoda. Maka paling-paling hanya mengancam, “Awas kamu ya, tahu rasa nanti! Jangan panggil aku Panut kalau tak bisa tutup mulutmu yang usil itu.” Ancam Panut.

Dan ancaman itu ternyata tak sekedar di mulut. Belum lama ini terlihat Bowo di kebun dekat rumah Panut. Langsung saja dia ambil celurit. Tanpa setahu calon korbannya, Bowo dibabat celurit dari belakang, dan kena tangannya. Bowo ambruk mandi darah sementara Panut tancap gas, kabur maksudnya.

“Tolong, tolong….!” Teriak Bowo kesakitan. Beruntung kala itu ada penggembala sedang merumput. Langsung saja dia ditolongnya. Dia teriak panggil penduduk yang lain dan kemudian dilarikan ke RSUD Lumajang. Adapun Panut tak lama kemudian berhasil ditangkap polisi. Dalam pemeriksaaan dia mengaku tak ada niat membunuh Bowo, tapi sekedar kasih pelajaran atas tangan dan mulutnya yang usil suka meledek.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar