ADVERTISEMENT

Anies Andalkan Sumur Resapan agar Genangan Cepat Surut, PSI: Solusi Murahan untuk Warga DKI

Kamis, 6 Oktober 2022 05:00 WIB

Share
 Petugas memperbaiki sumur resapan di Taman Bakrie, Karet Kuningan, Setiabudi, Jaksel. (foto: ist)
 Petugas memperbaiki sumur resapan di Taman Bakrie, Karet Kuningan, Setiabudi, Jaksel. (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, Justin Adrian Untayana menegaskan, bahwa penanganan banjir yang dilakukan Pemprov DKI di bawah komando Gubernur Anies Baswedan tidak pernah ada kemajuan yang berarti.

"Seperti yang sudah sering saya katakan selama 3 tahun terakhir, bahwa penanganan permasalahan banjir di Jakarta di masa Bapak Anies tidak akan pernah mengalami kemajuan yang berarti," ucapnya.

Justin menguraikan sedikitnya ada 3 jenis banjir di Jakarta, yakni banjir Kiriman, banjir Lokal, dan banjir ROB. 

Menurutnya, terkait banjir lokal yang diakibatkan oleh curah hujan kemarin dapat disimpulkan bahwa Jakarta bermasalah dalam hal “tampung-alir” air dalam rangka menghadapi curah hujan. 

"Karena buruknya tata kota dan jenis tanah DKI yang minim daya serap, maka mengandalkan serapan air ke tanah semata jelas tidak memungkinkan karena kecepatan dan kapasitas serapnya tentu sulit untuk dapat mengimbangi curah hujan yang cenderung naik, akibatnya genangan atau luapan adalah konsekuensi logisnya," jelasnya.

"Saya tidak setuju kalau kecepatan surut seolah menjadi target/ prestasi yang dibanggakan, karena genangan yang tingginya hanya 50cm selama beberapa menit sekalipun sudah bisa merusak kendaraan-kendaraan warga, atau memasuki rumah-rumah warga, bahkan membasahi karpet rumah ibadah di tempat-tempat tertentu. Sehingga genangan juga menimbulkan kerugian materiil terhadap masyarakat DKI," tambahnya menegaskan

Bahkan, Justin mengatakan tidak adil bila pemerintah cuma peduli dengan tarikan pajak kendaraan dan PBB warga saja, tanpa mempedulikan kerugian warga yang diakibatkan oleh ketidakefektifan kinerja Pemprov dalam menghadapi curah hujan. 

"Jadi, menurut saya, bilamana dengan total ABPD selama 5 tahun Pak Anies menjabat yang berkisar Rp 400-an triliun hanya menghasilkan “prestasi” kecepatan surut, maka hal itu adalah hal yang terlalu murahan yang dapat diberikan kepada warga DKI Jakarta, karena itu seolah “meniadakan” kerugian material bagi para warga pembayar pajak," jelasnya,

Solusi andalan yang diklaim Pak Anies seperti sumur resapan, dan toa semestinya hanya menjadi supporting sistem saja, bukan menjadi media utama penanggulangan banjir DKI. 

Media utama pengendalian banjir DKI dalam menghadapi banjir lokal setidaknya adalah normalisasi untuk sungai-sungai utama yang harus ada progresnya di setiap tahun, dan pengembangan jaringan mikro/saluran-saluran air beserta rehabilitasi dan perluasannya sehingga terintegrasi sepenuhnya sebagai rangkaian media tampung-alir air yang berkapasitas memadai. 

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Aldi Rinaldi
Editor: Cahyono
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT