ADVERTISEMENT

Tragedi Kanjuruhan Catatkan Sejarah Buruk, Indonesia Berada di 2 Besar Pertandingan Sepak Bola Paling Mematikan di Dunia Setelah Peru dengan Korban 328 Jiwa

Minggu, 2 Oktober 2022 16:09 WIB

Share
List pertandingan sepak bola paling mematikan dalam sejarah dunia.(Sumber: akun twitter @Aji_stwan)
List pertandingan sepak bola paling mematikan dalam sejarah dunia.(Sumber: akun twitter @Aji_stwan)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

MALANG, POSKOTA.CO.ID - Paska kerusuhan pertandingan Liga 1 BRI antara Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Minggu (2/10/2022) sampai dengan pukul 10.00 WIB, total jumlah korban jiwa mencapai  186 orang meninggal dunia.

Dengan demikian, Indonesia akan berada di dua besar pertandingan sepak bola paling mematikan dalam sejarah dunia.

Bahkan, bila korban terus bertambah dan lebih dari tiga ratus orang, Indonesia akan menggeser negara Peru yang mencatatkan korban sebanyak 328 jiwa.

Akun Twitter @Aji_stwan pada Minggu (2/10/2022) memposting list yang berisi tentang tragedi kematian penonton bola di di 21 stadion dari beberapa negara.

Dari catatan tersebut, urutan pertama jumlah korban jiwa dalam persepakbolaan dunia terjadi di Peru pada 24 Mei 1964. Dalam pertatandingan yang digelar di Estadio Nacional Disaster, Ibukota Lima, Peru terdapat 328 jiwa.

Kemudian di urutan kedua Accra Sport Stadium Disaster, Ibukota Accra, Ghana dengan jumlah korban sebanyak 126 korban jiwa. Peritiwa ini terjadi pada 9 Mei 2001.

Sedangkan di urutan terakhir, Alexandria Stadium Stampede, Northern Mesir pada 1 Januari 1999. Dalam peristiwa itu 11 orang jadi korban.

Tragedi Kanjuruhan akan tercatat dalam sejarah tragedi kematian dalam sepakbola dunia di urutan kedua dengan jumlah korban per hari ini 186 jiwa.

Dalam cuitannya, @Aji_stwan menyesalkan terjadi tragedi ini. Seharusnya, kata @Aji_stwan, dalam kejadian tahun 2022 ini, seharusnya aturan FIFA sudah lebih ketat ketimbang kejadian-kejadian yang sudah lampau itu.

"Dan parahnya, kalau di list itu kejadian dulu-dulu, Indonesia kejadiannya tahun 2022 dimana seharusnya aturan FIFA sudah lebih ketat dan lebih baik lagi. Tapi Negara Indonesia-ku. Ah sudahlah," cuitnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT