ADVERTISEMENT
Penggunaan Gas Air Mata di Kanjuruhan jadi Sorotan, Jakmania Kampus: Gegara PSSI dan LIB Mementingkan Rating
Minggu, 2 Oktober 2022 21:54 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Semua korban tewas dievakuasi ke RSUD Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Minggu (2/10/2022). Korban luka parah ada 13 pasien yang masih di UGD, ujar seorang dokter UGD yang tidak mau disebutkan namanya.
Kronologi
Kerusuhan berawal dari kekalahan Arema FC selaku tim tuan rumah dengan skor 2-3 pada pertandingan yang termasuk dalam pekan ke-11 Liga 1 musim 2022-2023 tersebut.
Kemenangan ini jadi sejarah bagi Persebaya setelah 23 tahun belum pernah menang di kandang Arema FC.
Bagi Arema FC, kekalahan terasa menyakitkan, termasuk para suporter, Aremania. Mereka tak henti mengungkapkan rasa kecewa yang kemudian memuncak setelah peluit panjang ditiup tanda selesainya pertandingan.
Tak lama setelah para pemain masuk ke ruang ganti, sejumlah oknum suporter turun ke lapangan. Gelombang suporter yang turun ke lapangan pun kian besar sehingga melahirkan kericuhan.
Sejumlah kerusakan terjadi di dalam stadion. Mobil kepolisian juga menjadi sasaran amuk suporter.
Situasi di dalam Stadion Kanjuruhan semakin kacau saat kericuhan terjadi. Terlebih, setelah pihak keamanan menembak gas air mata.
Naasnya, asap gas air mata yang dilontarkan mengarah ke tribune dan mengepul di sisi selatan.
Asap tersebut disinyalir menjadi penyebab suporter sesak napas dan pingsan, bahkan memakan korban jiwa.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT