Tak Terima Pengurus Vihara Dianiaya, Puluhan Warga Kedoya Lakukan Protes, Minta Polisi Bertindak Tegas

Jumat 30 Sep 2022, 15:20 WIB
Puluhan warga Kedoya, Jakarta Barat melakukan protes setelah pengurus Vihara diduga dianiaya oleh orang tak dikenal. (foto: poskota/pandi)

Puluhan warga Kedoya, Jakarta Barat melakukan protes setelah pengurus Vihara diduga dianiaya oleh orang tak dikenal. (foto: poskota/pandi)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Puluhan warga perumahan mewah di Kedoya, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, yang merupakan umat dari Vihara Tien En Tang, melakukan aksi protes, Jumat 30 September 2022, siang. 

Aksi protes dilakukan karena tak terima pengurus Vihara diduga menjadi korban penganiayaan oleh orang tak dikenal.

Pantauan Poskota di lokasi, puluhan warga membentangkan spanduk di depan Vihara yang berada di kompleks perumahan mewah tersebut.

Mereka menuntut agar polisi dapat melakukan tindakan tegas bagi para oknum preman yang telah melakukan penganiayaan kepada pengurus Vihara.

Korban yang merupakan pengurus Vihara, Michelle (30) mengatakan, penganiayaan yang dilakukan kepada dirinya tersebut dilakukan pada 22 September 2022 lalu.

Saat itu, dirinya yang sebagai pengurus Vihara sedang berada di dalam sendirian. Tiba-tiba saja didatangi beberapa orang yang merupakan pihak dari ahli waris Vihara.

"Tiba-iba datang sekelompok orang lalu saya diusir paksa. Kemudian saya didorong sehingga lengan saya mengenai pagar besi dan tangan saya biru sebelah kanan sama paha sebelah kanan biru," ujarnya kepada poskota.co.id di lokasi. 

Michelle menjelaskan, dirinya saat itu melawan saat pihak ahli waris memaksa dirinya untuk segera keluar dan mengosongkan Vihara.

"Waktu itu yang datang oknum ada 5 sampai 6 orang. Ada cewenya satu, dia ahli waris," jelas Michelle.

Michelle mengaku tidak mau keluar dari Vihara karena dia merasa itu tempat dirinya beribadah. Selain itu, Vihara tersebut juga tempat beribadah bagi puluhan jemaah lain.

"Saya merasa ini tempat saya beribadah. Kenapa saya beribadah tiba-tiba datang sekelompok orang lalu saya diusir paksa kemudian saya didorong," paparnya.

Saat ditanya lebih jauh, perihal status kepemilikan Vihara, Michelle enggan membeberkan dan menyerahkan ke kuasa hukum.

"Untuk perihal ini mungkin saya bisa bantu jawab perihal kekerasan yang menimpa saya. Untuk kasus sengketa yang terjadi mungkin bisa tanya ke kuasa hukum," katanya.

Namun demikian, Michelle mengaku telah melaporkan kekerasan yang dia alami dan telah melampirkan hasil visum. (pandi)

Berita Terkait

News Update