JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Aksi pencurian yang terjadi di area Kantor Pemkot Jakpus, menyisakan kepedihan khususnya bagi Imam (40) yang merupakan orang tua dari Algian (12) salah satu korban tabrak lari dalam peristiwa tersebut.
Menurut Imam, anaknya yang masih duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar, tak tahu-menahu soal aksi pencurian itu.
Kata dia, buah hatinya itu hanya ingin bermain dengan teman sebanyanya, tiada maksud untuk mencoba menghentikan atau menangkap pelaku pencurian bersama dengan petugas dan warga sekitar.
"Anak saya hanya main, gak punya niat buat ikut nangkap pelaku tapi kenapa tega ditabrak. Anak saya salah apa sampai harus jadi korban?," kata Imam saat ditemui Poskota.co.id di kediamannya, Senin (26/9/2022).
Imam memaparkan, sesaat sebelum peristiwa nahas itu terjadi, anaknya Algi memang acapkali bermain di depan gerbang Kantor Pemkot Jakarta Pusat dengan rekannya yang lain.
Namun, tak lama setelah adzan maghrib berkumandang, terjadi aksi saling kejar antara Pamdal dengan pencuri aki kendaraan di area dalam Kantor Pemkot Jakarta Pusat.
"Anak saya emang biasa main di situ (depan gerbang masuk Kantor Pemkot) sama temennya, karena kan di sini gak ada lahan. Terus tiba-tiba kedenger suara orang teriak maling di dalam Kantor Pemkot," paparnya.
Sontak, ucap dia, sejumlah warga yang ada di sekitar pun langsung mendekati area depan gerbang Pemkot Jakarta Pusat yang tengah berupaya ditutup dan dipasangi gembok oleh Pamdal, guna mengurung pelaku pencurian di area tersebut.
"Itu warga ramai dekati gerbang, dan lampu mobil pencuri juga menyorot ke arag warga yang lihat dari balik gerbang. Tapi, dikira bakal berhenti, dia malah tabrak itu gerbang sampai roboh dan kenain warga," tuturnya.
"Anak saya Algi kebetulan ada di gerbang yang samping (tidak tertabrak). Tapi, karena dia pegangan kenceng ditambah mobil juga nabraknya kenceng, ya anak saya mental sampai nangis teriak kesakitan," sambungnya.
Imam melanjutkan, di dalam kepanikan tersebut, tetangga korban yang memang ada di lokasi pun langsung mendekati Algi guna memeriksa keadaan anak yang memiliki sikap periang itu.
"Dia (Algi) ditolongin sama tetangga, terus dia teriak sakit kakinya gak bisa digerakin. Sampai kemudian saya dikasih tahu Algi ditabrak maling. Terus saya lari, dan sama adik saya langsung bawa dia ke Puskesmas," ungkap Imam.
Sesampainya di Puskesman Petojo Selatan, ujar dia, korban langsung ditangani di ruang ICU. Namun, karena kondisi dan peralatan yang tidak memungkinkan, akhirnya korban pun dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Tarakan guna diberikan pelayanan medis yang lebih lengkap.
"Di Puskesmas itu dia masih nangis teriak-teriak kesakitan. Tapi setelah kata dokternya mau dirujuk ke RS Tarakan, anak saya udah dalam kondisi gak sadar," terang dia.
Dia menambahkan, usai dirujuk dan diberikan perawatan di RS Tarakan, kondisi korban mulai berangsur membaik, dengan ditandai pulihnya kesadaran korban.
"Di sana (RS Tarakan) anak saya ditanganin langsung sama dokter, terus tadi pagi alhamdulillah dia udah sadar lagi. Tapi masih nangis nahan sakit di kaki sama dadanya. Kata dokter sih kemungkinan ada luka dalam," kata dia.
Karenanya, Imam berharap agar polisi bisa sesegera mungkin meringkus pelaku pencurian yang telah menyebabkan anak kesayangannya itu menjadi korban.
"Saya minta sama Pak Polisi, tolong cepet ditangkep pelakunya. Saya gak bakal apa-apain pelaku, saya sadar kondisi fisik saya. Saya cuma minta pelaku ditangkep aja, dihukum yang sesuai," imbuh dia.
"Sekali lagi saya mohon sama polisi dan orang Pemkot, tangkep pelakunya, hukum yang sesuai biar gak ada lagi kejadian kayak gini. Stop di Algi aja, jangan lagi anak-anak jadi korban gegara ini," tutup Imam. (Adam).