Pelaku budidaya puyuh di Pandeglang saat panen telur. (Samsul Fatoni)

Regional

Keren! Jaga Ketahanan Pangan, Kaum Milenial di Kadu Payung Pandeglang Kembangkan Budidaya Puyuh

Sabtu 24 Sep 2022, 18:38 WIB

PANDEGLANG, POSKOTA.CO.ID - Kaum milenial yang tergabung dalam kelompok Salwa Farm di Desa Kadu Payung, Kecamatan Menes, Pandeglang mengembangkan budidaya burung puyuh.

Kegiatan tersebut, sebagai upaya dalam menjaga ketahanan pangan melalui program ketahanan pangan Pemerintah Desa Kadu Payung.

Kepala Desa Kadu Payung, Kecamatan Menes, Pandeglang, Asep Heryadi mengungkapkan, dalam pengelolaan Dana Desa (DD) tahun ini, pihaknya mengalokasikan sebagian anggaran DD untuk program ketahanan pangan.

Melalui program tersebut kata dia, pihaknya menggerakan para Pemuda atau kaum milenial di Desanya untuk lebih kreatif dan produktif melalui budidaya burung puyuh tersebut.

"Di Desa ada program ketahanan pangan, nah program ini dijalankan oleh para pemuda desa melalui pengembangan budidaya burung puyuh," ungkapnya, Sabtu (24/9/2022). 

Selain untuk mendorong kaum milenial lebih kreatif dan produktif, budidaya burung puyuh tersebut juga untuk menjaga ketahanan pangan.

Karena, diyakininya dapat meningkatkan ekonomi masyarakat khususnya kelompok budidaya.

"Budidaya burung puyuh ini yang dikembangkan puyuh petelur, dan alhamdulillah selama kurun warga satu bulan lebih hasilnya sudah terlihat," katanya.

Dijelaskannya, jumlah bibir burung puyuh yang dibudidayakan ini sebanyak 4000 ekor, pengembangannya dari usia nol benih.

Sekarang kata dia, sudah berjalan 46 hari dan sudah bisa 10 kali panen telur. 

"Dari nol hari sampai bertelur itu selama 35 hari. Dari usia 35 hari sampai sekarang sudah panen sebanyak 10 kali," ujarnya. 

Salah seorang anggota kelompok budidaya burung puyuh, Kanta menuturkan, panen telur puyuh dilakukan setiap hari.

Sekali panen kata dia, baru bisa menghasilkan sekitar 25 kilo karena proses budidayanya belum lama berjalan.

"Panennya tiap hari, biasanya kami memanen telur puyuh ini di pagi hari. Karena mulai dari sore hingga malam hari puyuh ini proses bertelur," tuturnya. 

Saat ditanya hasil panen telur puyuh dipasarkan kana saja. Ia mengaku, dipasarkan di wilayah Menes saja, karena permintaan di sini juga (Menes-red) banyak.

Jadi tidak susah memasarkan hasil panen budidaya puyuh ini.

"Permintaan di wilayah Menes juga banyak, maka pemasarannya tidak perlu ke luar daerah. Di Menes saja masih kekurangan. Adapun harga jualnya sebesar Rp 35 ribu perkilo," pungkasnya. (samsul fatoni)

Tags:
ketahanan-panganBudidaya PuyuhKaum Milenial di Kadu Payung Pandeglang

Administrator

Reporter

Administrator

Editor