ADVERTISEMENT

Mendapat Perlakuan Rasis, Vinicius: Akan Ada Perang

Sabtu, 17 September 2022 21:12 WIB

Share
Pele yang sampai kini disebut menjadi pemai terhebat dunia, memberikan pembelaan kepada Vinicius yang mendapat perlakuan rasisme. (Foto: marca)
Pele yang sampai kini disebut menjadi pemai terhebat dunia, memberikan pembelaan kepada Vinicius yang mendapat perlakuan rasisme. (Foto: marca)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

SPANYOL - Vinicius Junior telah melesat menjadi pemain hebat. Dalam setahun terakhir, dia menjadi pilihan utama skuad Real Madrid. Pemain 22 tahu asal Brasil ini berskil tinggi dan larinya kencang. Dia pun makin sering mencetak gol.

Kali ini, setelah mencetak gol, Vinicius Junior membuat selebrasi ketika ikut menyumbang gol saat Real Madrid membantai Real Mallorca 4-1 di  Santiago Bernabeu pekan lalu.

Namun, Vinicius mendapat celaan karena selebrasinya dianggap provokatif. Di satu sisi, bintang Real Madrid itu dibela kompatriotnya dari Brasil.

Vinicius menjadi sorotan. Selebrasi tari Samba dilakukan Vinicius usai mencetak gol. Aksinya itu rupanya membuat pemain Mallorca dan pelatih Javier Aguirre tersinggung. Vinicius mendapat perlakuan rasis dari tim lawan itu.

Vinicius menanggapi komentar rasis yang dibuat tentang dia yang bermunculan di medsos. Karena yang menjadi pemicunya adalah tariannya saat selebrasi golnya ke gawang Mallorca, dia pun menyatakan, tidak akan berhenti menari.

Seperti diketahui, Vinicius Junior sudah menjadi superstar, dan kesuksesan pemain Brasil itu tampaknya menjadi sesuatu yang sulit untuk dicerna oleh orang-orang tertentu.

Lebih dari menjadi pemain yang brilian, bagaimanapun, pemain berusia 22 tahun telah menunjukkan dirinya sebagai orang yang hebat dan satu dengan banyak kedewasaan.

Menjadi korban komentar rasis dan xenofobia minggu ini, Vini telah menanggapi dengan beberapa kata-katanya sendiri setelah orang-orang seperti Neymar, Raphinha dan bahkan Pele melompat ke pembelaannya.

Di medsos, Vinicius memposting video yang membahas situasi dari sudut pandangnya. Vinicius berkata saya tidak akan berhenti menari. "Selama warna kulit lebih penting daripada kecerahan mata, akan ada perang," Vinicius memulai.

Dia juga menceritakan, memiliki tato ungkapan itu di tubuhnya "Saya memiliki pikiran itu secara permanen di kepala saya. Itulah sikap dan filosofi yang saya coba terapkan dalam hidup saya. Mereka mengatakan bahwa kebahagiaan mengganggu. Kebahagiaan seorang Brasil kulit hitam yang menang di Eropa lebih mengganggu," ungkapnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT