Kombes Komarudin, Kapolres yang Bercita-cita Jadi Penerbang

Sabtu 17 Sep 2022, 14:28 WIB
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Komarudin. (foto: poskota/toga)

Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Komarudin. (foto: poskota/toga)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kombes Komarudin, yang menjabat Kapolres Jakarta Pusat sejak 13 April 2022 mengaku dulunya memiliki cita-cita sebagai penerbang. Pria kelahiran 2 Juni 1975 ini mengaku saat SMA dia bingung meneruskan sekolah kemana. Pasalnya pria yang aktif sebagai anggota paskibra saat sekolah itu mengaku tidak memiliki biaya untuk meneruskan pendidikan ke universitas lantaran sang ayah hanya pedagang klontong di Pasar Kebayoran.

"Beruntung saya punya sahabat yang kebetulan dia anak orang berada. Ia mengajak saya masuk ke sekolah Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug (sekarang Politeknik Penerbangan Indonesia – Curug (PPI))," ujar Komarudin saat ditemui di kawasan Monas, Jakarta.

Komar, sapaan akrab Komarudin mengaku disaat pendaftaran sekolah penerbang, ia menemukan selembaran yang berisikan pendaftaran sebagai Akabri. Hal tersebut membuatnya bimbang, hingga akhirnya memutuskan untuk mengikuti kedua tes tersebut.

"Saya dinyatakan lolos seleksi Akabri dan lulus masuk sekolah penerbang. Tapi sahabat saya malah tidak lulus", kata Komar.

Mendapati kabar kelulusannya, dirinya langsung memberitahu orang tuanya dengan membawa dua map yang berisikan surat keterangan lulus sekolah penerbang, dan lolos seleksi masuk Akabri.

"Ini surat lulus sekolah penerbangan, ini lolos seleksi Akabri. terserah ibu dan bapak pilih yang mana," kata Komar

"Ibu ngelarang jadi penerbang karena takut saya jatuh dari pesawat, dan bapak milih saya masuk Akmil karena dikeluarga belum ada tentara, ya udah saya ngikut aja," sambungnya.

Saat Pantukhir (Pengumuman Penilaian Panitia Penentu Akhir) dipanggil, lanjut Komar, ia ditanya mau milih apa, dan ia menjawab mau milih menjadi TNI AU karena mau jadi penerbang atau jadi TNI AD lantaran bapaknya ingin anaknya ada yang tentara.

Namun panitia memberitahu kalau nilainya hanya cocok untuk menjadi polisi, dan saya disuruh segera menentukan keputusan. Komar mengaku lagsung memberitahu keluarga di Jakarta, tapi karena dirumah belum pasang telepon terpaksa harus menumpang telepon tetangga.

"Pak, hasil Pantukhirnya bukan jadi tentara, tapi jadi polisi," ujar Komar.

"Ya udah kata bapak saya sukurin aja," sambungnya mengikuti omongan bapaknya.

News Update