ADVERTISEMENT

Erick Thohir Dorong Etanol untuk Substitusi BBM, INDEF: Sangat Baik Agar Tak Bergantung dengan Fosil

Senin, 12 September 2022 15:38 WIB

Share
Ilustrasi Erick Thohir. (Foto: Diolah dari Google).
Ilustrasi Erick Thohir. (Foto: Diolah dari Google).

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendorong bahan bakar yang berasal dari etanol sebagai pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM), mengingat dalam catatan Erick, etanol mampu menghasilkan Research Octane Number (RON) 139.

"Karena etanol itu menghasilkan RON 139 mencapai campuran yang baik untuk kebutuhan BBM kita, sehingga BBM yang digunakan tentu dengan kualitas tinggi," ungkap Erick saat rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, beberapa waktu lalu. 

Upaya tersebut, kata Erick, masuk dalam program Biodiesel 40 (B40) yang dicanangkan pemerintah. Program ini dijalankan oleh Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III, melalui anak usahanya yang bergerak di sektor gula.

Erick mencatat, PTPN III telah menyiapkan lahan tebu seluas 7.000 hektare. Sebagian lahan ini akan digunakan untuk memproduksi etanol. Penggunaan lahan ini pun nantinya diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres). 

"Kenapa tadi PTPN dari 13 menjadi 4 (pemangkasan), salah satunya PTPN Gula itu ditargetkan membuka 700.000 hektare dengan catatan per perpres yg akan keluar sebagiannya untuk etanol," tutur dia.

Menanggapi rencana Erick Thohir ini, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Rusli Abdulloh menilai subtitusi etanol menjadi BBM sangat baik dengan memanfaatkan hasil alam yang dimiliki bangsa Indonesia. Selain itu, penggunaan etanol juga bisa mendukung program energi baru terbarukan yang sedang digaungkan Pemerintah.

“Itu sangat baik ya, jadi itu buat renewable energi dan tidak lagi ketergantungan terhadap bahan baku fosil,” kata Rusli kepada wartawan, Senin (12/9/2022).

Rusli mengakui, salah satu bahan baku etanol adalah sawit. Hal ini, kata Rusli jika bahan bakunya dari sawit sangat baik namun harus diatur dengan baik agar tidak terjadi rebutan dengan industri lain.

“Nah kalau sudah dipastikan etanol, satu yang harus dipastikan adalah bahan bakunya apa, kalau misalnya dari sawit ataupun dari jarak, atau yang lainnya, tapi mungkin kalau di Indonesia sawit karena sawit yang paling banyak tapi jangan sampai berebut dengan industri yang sudah ada,” ucapnya.

Menurut Rusli, pembagian bahan baku sawit sejauh ini sudah diatur oleh pemerintah, hingga jika benar bahan baku etanol adalah sawit maka harus dibagi dengan baik, misalkan jika 70 persen sawit untuk industri makan, minyak goreng dana lainnya, maka harus tetap seperti itu dan tinggal bahan baku buat etanol disesuaikan agar tidak terjadi rebutan. 

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT