ADVERTISEMENT

Rusak Rumah Tangga Orang, Gantian Motornya Dirusak

Jumat, 26 Agustus 2022 06:30 WIB

Share
Kartun Nah Ini Dia: Rusak Rumah Tangga Orang, Gantian Motornya Dirusak. (kartunis: poskota/ucha)
Kartun Nah Ini Dia: Rusak Rumah Tangga Orang, Gantian Motornya Dirusak. (kartunis: poskota/ucha)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

IMPAS dah nasib Juwadi (56) dari Kulon Progo (DIY) ini. Beberapa waktu lalu dia selingkuh dengan bini tetangga. Meski sudah didamaikan, suami selingkuhan masih dendam. Jakim (60) menantang duel Juwadi di sawah. Karena tak diladeni, Jakim jadi tambah emosi. Sepeda motor Juwadi dirusak pakai palu hingga dedel duel.

Lelaki subita (suka bini tetangga) ada di mana-mana dan sejak kapan saja. Punya WIL tetangga itu memang praktis dan ekonomis. Jika kangen sudah bisa melirik lewat jendela. Jika ingin “eksekusi” tak perlu ke hotel, cukup loncat pager saja. Ini kan murah meriah. Cuma ibarat BAB di depan rumah, baunya segera tercium ke mana-mana. Coba, mau ditaruh mana muka ini?

Kisah ini sebetulnya sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu. Juwadi ada main dengan Ngatini (46) bini Jakim tetangganya. Biarpun usia hampir menggapai kepala lima, tapi secara pisik Ngatini memang masih STNK (Setengah Tuwa Ning Kepenak). Bodinya masih kenceng. Ibarat mobil, kelas Kijang kapsul 2004 tapi tarikannya masih kuwat karena tak pernah telat ganti olie.

Kenapa Ngatini merespon aspirasi arus bawah lelaki tetangga itu? Sebab Juwadi ini relatif lebih muda ketimbang suaminya. Penampilan Jakiman sudah mulai loyo, jalannya tak lagi gagah, penyakitan lagi. Sedangkan Juwadi masih tegap, karena rajin ke sawah. Dan ketika dibuktikan di atas ranjang, kinerja Juwadi masih wow...... Beda dengan suaminya, karena faktor usia sudah mulai jarang menjalankan “sunah rosul”.

Namanya juga punya PIL, apa makanan kesenangan Juwadi sering dikirim oleh Ngatini. Bahkan ketika bini Juwadi keluar kota sampai berhari-hari, Ngatini ikut bantu pula memasak di rumah Juwadi. Tentu saja kesempatan emas ini tak disia-siakan. Habis masak didapur gantian Ngatini “dimasak” di  ranjang sampai tanek.

Lama-lama praktek mesum Juwadi-Ngatini ini tercium oleh Jakim. Marah dan sedih campur menjadi satu. Bagaimana tak sedih, Jakim merasa dibanding-bandingkan dengan Juwadi yang lebih muda. Kalau dibanding-bandingke-nya Farel Prayoga sih, banyak pejabat negara yang ikut goyang. Lha kalau dibandingke dengan Juwadi, yang goyang malah istrinya bersama lelaki tetangga tersebut.

Untungnya lelaki dari Lendah Kulon Progo ini tak segera lapor ke polisi, cukup mengadu pada Pak Kades saja. Kepala pemerintahan desa itu cukup tanggap, baik Juwadi maupun Ngatini dihadirkan di balai desa, disidangkan bersama Jakim selaku pemilik domain. Pak Kades bisa membujuk Jakim, sehingga urusan ini cukup didamaikan di atas meterai Rp 10.000,- tanpa harus diproses di Polsek Lendah.

Tapi ternyata Jakim menjadi trauma. Meski memaafkan Juwadi, itu hanya secara lahiriah belaka. Batinnya masih tersiksa, terbukti sejak itu dia tak mau tidur seranjang dengan istrinya. Ada yang selalu  mengganggu perasaan Jakim, Ngatini ini sudah barang bekas, maksudnya bekasnya Juwadi. Ibarat makanan, karena sudah diotheh-otheh (diacak-acak) orang lain, jadi jijik untuk menyantapnya.

Setiap melihat kelebat Juwadi, emosi Jakim langsung terbakar. Rumahtangganya rusak ya gara-gara lelaki ini. Sejak itu dia tak mau bertegur sapa dengan Juwadi, bila ketemu di jalan dia berusaha belok lewat gang lain. Pernah papasan di jalan, langsung saja Jakim belok ke kiri, eh.....masuk areal pemakaman. Ngapain ke kuburan, musim nyadran (ziarah) kan masih lama.

Beberapa hari lalu terlihat Juwadi mengerjakan sawahnya. Nah, emosi Jakim bangkit lagi. Dia menyusul ke sawah sambil bawa golok dan palu. Juwadi yang masih  matun (menyiangi rumput) itu ditantang duel. Biar PIL istrinya itu lebih muda, tidaklah Jakim takut. “Ayo kalau berani, tak tunggu di terbis (pinggir) sawah, kita duel secara laki-laki.” Tantang Jakim.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT