Menahan diri untuk tidak terprovokasi. Singkirkan prasangka buruk dengan mencari- cari kesalahan orang lain. Tak ada lagi kepentingan pribadi dan kelompok karena semuanya sudah terakomodir dan melebur menjadi kepentingan bersama.
Di era demokrasi saat ini, jelang pilpres, pileg dan pilkada langsung, hendaknya menahan diri untuk tidak terus mempertentangkan beda pilihan dan dukungan. Luka sosial yang cenderung destruktif dalam polarisasi kepentingan, kalaupun masih tersisa, hendaknya diendapkan, tidak perlu diangkat lalu digoreng lagi.
Dalam membangun kebersamaan dalam perahu besar tadi, perlu perwujudan adanya kesetaraan dalam hak dan kewajiban. Kesetaraan memperoleh keadilan, kesetaraan memperoleh pembangunan dan kesetaraan menikmati pemerataan pembangunan. Kesetaraan memperoleh hak yang sama dalam hukum, kesempatan yang sama dalam mengakses hasil pembangunan.
Selagi belum ada kesetaraan, maka upaya membangun kebersamaan dengan melepaskan ego pribadi, kelompok dan ego sektoral, akan terus tergoyahkan.
Soal kesetaraan merupakan tanggung jawab negara mewujudkannya melalui aparat pemerintahannya sebagaimana amanat UUD 1945 yang mengajarkan kesetaraan, kemajemukan, dan kebersamaan.
Membangun kebersamaan adalah tanggung jawab kita bersama. Mari kita “guyub rukun” memajukan bangsa, menciptakan kesejahteraan bersama. (azisoko)