OBROLAN Warteg. “Bro, bisa jadi Pilpres tahun 2024 akan seperti tahun 2004, “ kata mas Bro ketika maksi bersama sohibnya Yudi dan Heri di warteg langganan.
“Wah lo lagaknya kayak analis pilpres saja,” ujar Yudi.
“Gue memang bukan analis, bukan pula pengamat. Cuma gue mengamati sepertinya antara Pilpres 2004 dengan 2024 akan ada kesamaan,” kata mas Bro.
“Sok tahu, apanya yang sama,” tanya Heri sengit.
“Nggak usah sewot Bro. Coba perhatikan angka tahunnya saja mirip banget, hanya ada angka 2,0,4,” kata mas Bro tersenyum.
“ Lo nggak usah mengutak atik angka. Politik bukan matematika,” kata Yudi tak kalah sengitnya.
“Sabar,” ujar mas Bro. “Nggak cuma angkanya yang mirip. Jumlah parpol peserta pemilu juga sama. Pada pemilu tahun 2024, terdapat 24 parpol peserta pemilu, begitu juga pada tahun 2004,” tambah mas Bro. “Cuma itu?” kata Heri.
“Masih ada,” kata mas Bro.
Pada Pilpres 2004, untuk pertama kali dilakukan secara langsung. Mengawali babak baru proses pergantian kepala negara. Presiden baru hasil pemilihan langsung oleh rakyat. Saat itu terpilih SBY sebagai presiden hingga dua periode masa jabatan ( 2004 – 2014).
Periode berikutnya terpilih Jokowi sebagai presiden hingga dua periode masa jabatan , sampai 2024. Nah, pada 2024 inilah akan dipilih presiden baru, karena nggak ada lagi calon petahana (incumbent).
“Itulah kesamaannya. Sebenarnya masih banyak lagi baik dari historis politik maupun dinamika politik yang terjadi. Tapi kalau aku jelasin takut kalian malah bingung,” kata mas Bro beranjak pergi meninggalkan dua sohibnya.