ADVERTISEMENT

Rektor Unila Kena Apesnya

Rabu, 24 Agustus 2022 10:01 WIB

Share
KPK resmi menetapkan Rektor Universitas Lampung (Unila), Karomani (KRM) dan kolega sebagai tersangka kasus dugaan suap serta gratifikasi penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri,(tangkap layar Youtube)
KPK resmi menetapkan Rektor Universitas Lampung (Unila), Karomani (KRM) dan kolega sebagai tersangka kasus dugaan suap serta gratifikasi penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri,(tangkap layar Youtube)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

PENANGKAPAN Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof. Karomani atas kasus suap penerimaan mahasiswa baru, menampar dunia pendidikan. Civitas akademika dan alumni Unila juga dipermalukan.

Pak rektor 'gotong royong' bersama Wakil Rektor I Bidang Akademik (Heryandi), Ketua Senat Unila (M Basri) dan seorang dari pihak swasta berbuat curang dalam penerimaan mahasiswa baru.

Jangan tanya tarifnya, karena buat masyarakat berkantong tipis, uang sebesar itu bisa buat beli rumah tipe 36, atau tanah kapling 100 meter di Lampung. Ya, tarif Rp100 juta hingga Rp350 juta seharga satu satu rumah.

Bisik-bisikpun bermunculan. Konon, Rektor Unila cuma kena apesnya. Praktik kotor di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) sebetulnya sudah lama terjadi. Seorang ibu yang anaknya kini telah jadi dokter bercerita.

"Anak saya diterima di fakultas kedokteran (Universitas Negeri di Jawa) lewat jalur undangan. Harusnya kan nggak bayar," cerita ibu itu.

Sayangnya saat itu si ibu gak paham bahwa jalur undangan berbeda dengan jalur mandiri. Dia dan suami terpaksa menguras tabungan Rp50 juta.

"Kayak maksa gitu. Saya ditanya, mau nyumbang berapa. Karena takut anak saya dicoret, ya saya bayar," ucapnya.

Nah, permainan kotor seperti ini bisa jadi terjadi di berbagai perguruan tinggi negeri. Terutama bagi fakultas favorit.

Cuma, mungkin rapih dan tidak tercium. Maka aman-aman saja. Rektor Unila bisa jadi pas kena apesnya. Apes karena ketahuan, dan apes karena hanya dia rektor yang tertangkap.

Yang jelas, kelakuan seperti pak rektor, seorang guru besar, seorang profesor,  bikin hancur dunia pendidikan. Bikin rusak mental mahasiswa. Gara-gara pak rektor, civitas akademika dan alumni Unila harus tabah menaggung malu. (Ird@)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT