JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Aktivis yang juga pegiat media sosial Nicho Silalahi menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) sebagai spesialis tukang lihat bokep. Ujaran Nicho itu merupakan reaksi atas dugaan peretasan website Kemenkominfo.
Lewat cuitannya, Nicho Silalahi mengatakan dugaan peretasan website Kemenkominfo merupakan hal yang lucu.
“Woi ada yang lucu. Spesialis Tukang liat Bokep kena Hack,” tulis Nicho Silalahi di akun @Nicho_Silalahi, beberapa waktu lalu.
Unggahan Nicho sendiri merupakan quote retweet dari akun warganet yang bernama @UdhaKayuno yang diunggah pada Rabu (3/8/2022).
Dalam unggahannya, warganet tersebut melarang yang melihat video unggahannya untuk tertawa.
“Jangan ketawa!” tulis warganet tersebut.
Bahkan, warganet tersebut mengatakan bahwa siapapun yang tertawa melihat video unggahannya akan masuk neraka.
“Yang ketawa masuk Neraka,” ujarnya.
Terkait dugaan peretasan website Kominfo, warganet tersebut menilai hacker Indonesia mengerikan.
“Ngeri Hacker 62+ (Indonesia)!” ungkapnya.
Adapun video unggahan warganet tersebut menampilkan sebuah website yang diduga milik Kominfo kena retas. Di bagian awal, video tersebut memperlihat sebuah website yang kena retas.
Dalam website tersebut, tertulis jelas sebuah umpatan yang ditujukan kepada Kominfo. Selanjutnya, video menampilkan website layanan ePPID Kominfo diduga telah diretas.
Lanjutan video ini tertulis jelas peretasan dilakukan oleh hacker yang bernama Security Ghost.
Dalam video tersebut terdapat sebuah tulisan berwarna biru dengan narasi protes terhadap pemblokiran beberapa website yang dilakukan Kominfo yang viral.
Isi tulisan tersebut sebagai berikut, “Blokir semua saja pak, kita balik ke jaman batu bersama.”
Selanjutnya, tulisan tersebut menyatakan tidak percaya dengan Kominfo. Pasalnya, menurut isi tulisan, website Kominfo mudah untuk diretas.
“Gimana mau percaya Kominfo, webnya aja masih mudah buat dijebol, apalagi privasi gue,” lanjut isi tulisan dalam video.
Mengenai komentar miring Nicho Silalahi dan dugaan peretasan website, belum ditemukan adanya tanggapan dari pihak Kemenkominfo.(*)
caption
isi_caption_video_terkait