ADVERTISEMENT
Rabu, 17 Agustus 2022 16:10 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Yang kedua ketika global itu terancam resesi walaupun kita nggak terancam, tetapi kalau tetangga kita terancam mereka juga akan minta dari kita lebih sedikit. Nah itu yang sebetulnya menjadi persoalan di situ, jadi kalau tetangga minta lebih sedikit artinya kan keuntungan kita sedikit. Ini yang harus di kemanakan barang-barang kita ini, itulah yang mau dicarikan strateginya diserap dalam negeri gitukan, itu yang butuh strategi,” jelasnya.
Eko Listiyanto juga menyinggung soal target pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023 dari 5,2 persen naik menjadi 2,3 persen. Buat Eko, Pemerintah kurang begitu berani untuk mematok target karena tahun depan hanya naik 0,1 persen, artinya naik sedikit tinggi dari tahun ini hingga terlihat kenaikannya sangat kecil. Meski begitu, Eko Listiyanto sadari betul ada pertimbangan lain dari pemerintah seperti tekanan global.
“Agak kecil kenaikannya begitu, karena dalam narasi-narasi Pak Jokowi itu memang tekanan global, penurunan pertumbuhan ekonomi level global, penurunan permintaan perdagangan ekspor itu di tahun depan itu sepertinya memang kelihatan sekali gitu, sehingga itu yang membuat angkanya memang tidak bisa lebih rendah dari tahun, di sisi lain juga masih melambangkan istilahnya realistis tetapi memang ya harus lebih tinggi kira-kira begitu,” paparnya.
“Tumbuh 5,3 persen itu pemerintah mengandalkan konsumsi dalam negeri dengan mencoba untuk menahan kenaikan inflasi global, ini kan inflasinya lagi tinggi nah dia menahan kenaikan inflasi dengan subsidi yang gede-gedean harapannya daya beli masyarakat masih tetap tinggi sehingga konsumsinya tetap baik gitu ya,” pungkasnya. (*)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT