ADVERTISEMENT

Muhaimin Iskandar Diprediksi Sulit Dongkrak Elektabilitas Prabowo di Pilpres 2024

Minggu, 14 Agustus 2022 19:40 WIB

Share
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bersama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (foto: panca)
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bersama Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (foto: panca)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengamat politik dari Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Sholeh Basyari, memprediksi apabila ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dipasangkan akan sulit memenangi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, karena elektabilitas Muhaimin Iskandar yang masih sangat rendah.

Peneliti CSIS ini menyebut, sejauh ini elektabilitas Muhaimin Iskandar masih rendah, sehingga diprediksi akan sulit mendongkrak  elektabilitas Prabowo di Pilpres 2024 nanti.

"Untuk posisi capres memang Prabowo sudah sangat layak. Elektabilitasnya masih tertinggi saat ini. Tapi untuk posisi cawapres saya melihat Muhaimin kurang ideal dan tidak strategis bagi Prabowo untuk memenangi pilpres,” ujar Sholeh dalam keterangan tertulisnya, Minggu, (14/8/2022).

Lanjut Sholeh, elektabilitas Muhaimin masih sangat lemah untuk bisa menopang Prabowo, yang terbukti pada banyak lembaga survei termasuk survei CSIIS sendiri.

Sedikitnya, ada empat faktor yang menyebabkan rendahnya elektabilitas Muhaimin tersebut, yang akan menjadi penentu pada pilpres mendatang.

“Pertama, Muhaimin belum bisa memosisikan diri sebagai representasi dari Nahdliyin (warga NU). Walau terlahir sebagai NU kultural, tapi Muhaimin mendapatkan resistensi yang kuat dari NU struktural. Sampai saat ini Muhaimin belum bisa mengatasi hal itu,” terang Sholeh yang juga aktivis NU itu.

Faktor kedua kata Sholeh, Muhaimin tidak memiliki daya tarik atau magnet bagi para pemilih muslim di luar NU. Bagi Islam kanan ataupun Islam moderat, Muhaimin terlanjur mendapat cap sebagai Islam tradisional.

“Ini juga sudah coba diatasi dengan mengubah gaya, tampilan serta mengikuti tren yang ada. Kita lihat Muhaimin tampil sebagai anak motor, buat video tiktok, dan berbagai strategi lain untuk merangkul generasi milenial. Tapi dampaknya, tidak terlihat juga pada kenaikan elektabilitas,” paparnya.

Untuk faktor ketiga, Sholeh melihat tidak ada sesuatu yang baru dari sisi ide dan terobosan dalam kepemimpinan di PKB.

Sholeh menyoroti PKB di bawah kepemimpinan Muhaimin belum ada terobosan, tidak seperti partai-partai lain yang sudah lebih modern dan mengikuti perkembangan zaman serta teknologi.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT