Sesudah itu, kata Mahfud, Kompolnas dipanggil ke situ, kantor Sambo, ternyata dia menangis dengan cara sama, ceritanya sama.
"Jadi, dua toh. Berarti ini ada pengkondisian psikologis, agar ada orang yang nanti membela menyatakan bahwa itu terzolimi,.Dan itu betul kan, Koimpolnas dan Komnas HAM langsung bilang begitu kan. Semula," kata Menko mahfud.
Menurut dia, bukan hanya itu, ada teman Deddy Corbuzier juga dijadikan tempat mengadu dan nangis-nangis (pura-pura) itu.
"Teman Anda juga di-clue bagitu. Orang terkenal itu, (suara ditutup saat menyebut nama). Dibilangin begitu juga. Ada beberapa orang lagi dihubungi, dia hanya nangis-nangis saja: Kak .. saya dizolimi kak….gimana ini kak," ungkap Mahfud lagi.
"Saya tanya, bener nggak, (dihubungi untuk nangis-nangis), ternyata bener. Artinya apa, memang ada suatu pengkondisian, untuk mengatakan itu, mengaku dizolimi, istrinya dilecehkan. Begoitu kan?" tanya Menko Mahfud.
Ternyata bukan itu saja, masih ada beberapa anggota DPR juga dijadikan tempat mengadu, seperti itu.
"Tapi saya telepon tidak diangkat. Mau saya tanya itu kan. Saya WA dulu, saya telepon tidak diangkat," ujarnya.
Namun, bagi mahfud, hal itu sudah cukup untuk melihat bahwa Sambo telah melakukan prakondisi. "Tapi, okelah, sudah tiga orang iutu, sudah menggambarkan pra kondisi," katanya.
Komnas HAM dan Kompolnas sempat termakan penciptaan prakondiri itu, Itu terjadi di awal-awal kasus itu mengemuka.
Setelah menanyai hal-hal itu, Menko Mahfud menyatkaan bahwa itu skenario, dan ada kejanggalan,. Maka dia minta Kompolnas, Komnas HAM, untuk mengubah. perspektif. Dia mendorong agar mendalami apa yang disampaikan pengacara keluarga korban, Brigadir J, yakni Kamarudin Simanjuntak. Seperti otopsi ulang, dan lainnya. (win)