BBM Subsidi Langka, DPR Minta Pemerintah Tak Oper-operan Bola

Jumat, 12 Agustus 2022 12:14 WIB

Share
Pengendara motor mengantri BBM di salah satu SPBU Kota Bekasi. (foto: Ihsan).
Pengendara motor mengantri BBM di salah satu SPBU Kota Bekasi. (foto: Ihsan).

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Saat BBM bersubsidi mulai jarang tersedia di berbagai SPBU, pemerintah sebaiknya cepat mengambil keputusan. Bukan malah saling lempar tanggung jawab antar instansi sehingga masalah terus berlanjut. 

Demikian kata Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, menanggapi banyaknya laporan masyarakat tentang kelangkaan BBM bersubsidi belakangan ini.  

Pemerintah, kata Mulyanto, sebaiknya segera duduk bersama dan merancang aksi strategis untuk mengatasi kendala ketersediaan dan anggaran terkait subsidi BBM.

"Sebagai sebuah tim, Pemerintah harus kompak dengan berbagai jajarannya. Jangan malah oper-operan bola panas BBM bersubsidi ini," tegas Mulyanto dalam keterangan tertulis, Jumat (12/8/2022).

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta Pertamina mengendalikan penjualan BBM berdubsidi. Mengingat kondisi keuangan negara yang kurang stabil. 

Di sisi lain Pertamina malah balas menjawab dengan usulan agar aturan pembelian BBM dapat segera dijalankan dan mengeluh menipisnya cadangan BBM bersubsidi.

Sementara Menteri ESDM malah minta agar masyarakat berhemat di tengah keterbatasan BBM bersubsidi yang ada. Dan BPH Migas mendesak agar Perpres tentang pembatasan pembelian BBM bersubsidi segera diterbitkan.

Menanggapi keadaan itu, Mulyanto meminta Presiden Jokowi berani mengambil keputusan dan menengahi sengkarut BBM bersubsidi ini. Presiden jangan membiarkan beda pendapat ini berlanjut karena akan merugikan masyarakat.  

"Presiden harus hadir menyelesaikan masalah BBM bersubsidi ini. Jangan malah ikut-ikutan lempar tanggungjawab dan bersembunyi di belakang para menteri," singgung Mulyanto. 

Mulyanto menilai selama ini Presiden kurang tegas menyikapi berbagai masalah BBM bersubsidi. Presiden terkesan tidak paham masalah dan tidak peka bahwa saat ini Indonesia di ambang krisis energi.  

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar