ADVERTISEMENT

Jaga Kekompakan dan Gotong Royong

Rabu, 10 Agustus 2022 06:00 WIB

Share
Lomba HUT RI pascapandemi Covid-19. (kartunis: poskota/arif)
Lomba HUT RI pascapandemi Covid-19. (kartunis: poskota/arif)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Oleh:YulianSaputra,WartawanPoskota

HARI ulang tahun (HUT) kemerdekaan Indonesia sebentar lagi diperingati. Beragam cara dilakukan untuk menunjukkan nasionalisme atau perasaan cinta dan kebanggaan terhadap bangsa, negara dan tanah air.

Sebagai perwujudan semangat nasionalisme, masyarakat Indonesia kini berlomba memeriahkan peringatan HUT Kemerdekaan ke-77 RI pascapandemi Covid-19.

Banyak kelompok masyarakat bergotong royong mempersiapkan lomba dalam rangka memeriahkan peringatan HUT Kemerdekaan ke-77 RI. Tak sedikit kompak menata dan menghias lingkungannya, dengan lampu, spanduk dan umbul-umbul. Semua bernuansa merah putih dan HUT Kemerdekaan ke-77 RI.

Beraneka macam perlombaan juga sudah ada yang digulirkan demi memeriahkan peringatan HUT Kemerdekaan tahun ini. Seperti melukis, menghias kampung, badminton, tenis meja, catur hingga sepak bola.

Lomba-lomba langganan 17-an lainnya, seperti panjat pinang, gebuk bantal dan tarik tambang juga siap meramaikan perayaan HUT Kemerdekaan dengan tema "77 - Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat".

Hebatnya, sumber biaya untuk bahan keperluan dekorasi dan kegiatan perlombaan banyak yang ditanggung bersama oleh warga.

Begitulah Indonesia, rakyatnya memiliki jiwa dan semangat gotong royong yang kuat. Masyarakatnya kompak mewujudkan nasionalisme atau perasaan cinta dan kebanggaan terhadap bangsa, negara dan tanah air.

Karena hampir tiga tahun tidak ada perayaan akibat pandemi, maka nasionalisme dalam peringatan HUT Kemerdekaan RI dibingkai dengan semangat menyambut era baru kehidupan.

Kendati begitu, di tempat lain, terutama di lampu-lampu merah dan perempatan jalan, marak pula muncul kelompok masyarakat yang meminta sumbangan pendanaan perayaan HUT RI.

Bahkan ada yang bolak-balik mengecrek ke warung-warung kaki lima dan tempat-tempat pelaku usaha di pinggir jalan.

Umumnya mereka mengaku berasal dari kelompok karang taruna, kelompok pemuda, atau panitia HUT RI. Cara-cara seperti ini tentu tidak elok dan rawan dicap pungutan liar (pungli).

Terkait ini, hendaknya masyarakat harus mewaspadai pungli dengan modus permintaan sumbangan kegiatan 17 Agustus. Harus dipastikan mereka yang meminta sumbangan adalah anggota karang taruna dengan mengonfirmasikan ke pengurus RT/RW.

Masyarakat juga diimbau segera melapor ke kantor polisi terdekat jika menemukan praktik pungli dan pemerasan dengan modus tersebut.

Namun, yang paling penting adalah perlu ada kesadaran dari seluruh elemen masyarakat untuk menjaga sikap kekompakan dan gotong-royong dalam mengisi peringatan hari kemerdekaan. (*)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT