Pakar Hukum Puji Sikap Jokowi Dengarkan Aspirasi Masyarakat Soal RKHUP

Jumat, 5 Agustus 2022 12:35 WIB

Share
Presiden Joko Widodo. (foto: ist)
Presiden Joko Widodo. (foto: ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pakar hukum Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Prof Suparji Ahmad, mengapresiasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memerintahkan jajaran menterinya untuk menyerap aspirasi masyarakat secara masif terkait pembahasan revisi Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) sebelum disahkan.

“Saya kira itu satu permintaan yang baik, kita apresiasi kemauan presiden untuk dengan aspirasi masyarakat, karena memang pembahasan RKUHP harus libatkan masyarakat, saya kira selama ini sudah di lakukan ada diskusi di kampus, di publik dan beberapa forum,” ujar Suparji kepada wartawan Jumat (5/8/2022).

Suparji mengatakan keterlibatan masyarakat dalam pembahasan RKHUP harus jelas siapa yang nantinya akan dilibatkan apakah dari kalangan akademisi, sipil atau semua lintas kalangan. Menurutnya butuh keseriusan untuk mendengar keinginan masyarakat.

“Jadi yang dipertanyakan keseriusan untuk menyerap aspirasi itu, jadi titik beratnya ada di political will para penyusun undang-undang yakni DPR dan pemerintah,” ucapnya.

Ia melanjutkan, jangan sampai nantinya setelah masyarakat menyuarakan aspirasinya tidak dituangkan atau diserap dengan baik saat disahkan UU tersebut.

“Dalam pembahasan RKUHP itu kan sudah lama sudut pandang berbeda, nah tinggal bagaimana menyamakan itu, kan butuh keseriusan presiden untuk menekankan kesamaan sudut pandang,” tegasnya.

Senada dengan Suparji, pakar hukum pidana Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar, mengatakan dengan dilibatkannya masyarakat tentunya setiap orang nantinya memiliki kesadaran untuk lebih taat terhadap hukum bukan karena takut akan hukuman.

“Karena itu hal standar seharusnya memang begitu, Karena KUHP memang menjadi urusan setiap orang Indonesia apa pun profesinya, karena itu menjadi mutlak keterlibatan masyarakat dalam membahasnya, cagar sudah diundangkan, semua orang akan patuh karena kesadaran bukan karena takut hukuman," jelas Fickar.

Jokowi, kata Fickar, cukup peka terhadap keinginan masyarakat yang ingin agar UU tersebut dibahas kembali sebelum disahkan.

“Ya seharusnya demikian, setiap pembahasan RUU melibatkan masyarakat sebanyak mungkin terutama masyarakat yang merupakan stake holder UU tersebut," katanya.

Halaman
Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar