JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Banyak pernyataan Amerika Serikat yang mengingatkan tindakan Tiongkok yang semakin agresif dan koersif di kawasan Indo Pasifik.
Pernyataan ini disampaikan Pengamat Hubungan Internasional dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Gilang Kembara.
Dia mencontohkan kasus penyinaran sinar laser ke pesawat tempur Australia, ancaman Tiongkok terhadap Taiwan, dan ketegangan di Laut Tiongkok Selatan.
"Ada peningkatan insekuritas dari Tiongkok yang merasa wilayahnya semakin dimasuki oleh pengaruh-pengaruh dari negara-negara Barat,” ucapnya seperti dikutip dari VOA pekan ini.
Dia melanjutkan,”Kita lihat militer Amerika Serikat sudah banyak merangkul tidak hanya sekutu-sekutu mereka seperti Jepang dan Korea Selatan. Tetapi juga merangkul negara-negara yang non blok seperti Indonesia dan Malaysia.”
Sebaliknya Tiongkok lebih mendekatkan diri ke negara-negara Indo Pasifik melalui faktor ekonomi.
Dia mencontohkan kerjasama ekonomi dalam Inisiatif Jalan Sutera dan Insiatif Pembangunan Global.
Walaupun sejak tahun lalu Tiongkok juga melakukan pendekatan yang bersifat lebih kepada politik dan keamanan termasuk Insitif Keamanan Global.
Hal itu menunjukkan Tiongkok ingin lebih bermain di sektor politik dan keamanan dengan berbagai negara di Indo Pasifik. Seperti perjanjian antara Tiongkok dan Solomon.
Tiongkok juga menawarkan bentuk kerjasamanya dalam kunjungan Menteri Luar Negeri Wang Yi ke beberapa negara Pasifik baru-baru ini.
Sejumlah negara kepulauan di kawasan yang tergabung dalam Forum Negara Kepulauan Pasifik (PIF). Kerjasama ini gagal karena tidak ada konsensus di kalangan negara-negara PIF. ***