BEKASI, POSKOTA.CO.ID - Memprihatinkan. Para siswa SDN 05 Mekarsari Tambun Selatan, belajarnya masih lesehan, karena hingga kini belum ada kursi dan meja belajar.
Melihat kondisi itu, kini solusi Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bekasi adalah mencari kursi dan meja dari sekolah lain.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, Carwinda, pihaknya berencana akan memindahkan kursi dan meja belajar dari SD lain ke SDN 05 Mekarsari Tambun, selagi menunggu proses pengadaan.
"Solusi kedua juga kita rencananya akan geser ke SD lain yang tidak digunakan porsinya," ujar Carwinda, Jum'at (29/7/2022).
Alasannya memindahkan kursi di sekolah lain ke SDN 05 Mekarsari Tambun, dikarenakan ada sebagian yang tak digunakan.
"Iya ada beberapa bangku dari sekolah lain yang memang ga digunakan karena rombelnya berkurang, sementara kita akan geser kesitu dulu ga ada masalah sebenarnya itu. jadi kita telah persiapkan dalam proses pengadaan," ungkapnya.
Kendati demikian ia belum memberikan keterangan secara rinci berapa jumlah kursi dan meja yang akan diserahkan SDN 05 Mekarsari Tambun.
Carwinda mengungkapkan bila pengadaan meja dan kursi belajar/mebeleair masih dalam proses e catalog.
"Nanti disesuaikan dengan kebutuhan dia berapa, kita akan penuhi semua, kalo memang kita persediaan pembelian kita cukup artinya sisa yang belum dipenuhi. tidak hanya ke Mekarsari 05 tapi sekolah lain juga," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, SDN 05 Mekarsari kini memiliki enam kelas di gedung baru. Gedung baru tersebut telah berdiri sejak akhir 2021 lalu.
Komite SDN 05 Mekarsari Tambun, Nanang Kosim mengatakan bila tak kunjung didatangkan meja dan kursi, baik siswa maupun guru akan terganggu.
"Kalau untuk mengganggu sudah pasti kenyamanan sudah pasti karena mereka tidak layak untuk duduk dibawah ada sebagian duduk tapi tidak memenuhi, untuk duduk ada yang dibawah ada yang diatas," kata Nanang.
Bahkan ia tak ingin baik siswa dan guru yang melakukan KBM di ruang kelas, tak nyaman, karena dalam proses belajar tak memenuhi standar pada umumnya.
"Mereka menyadari, anak anak kan gak ngerti, dia kan yang penting judulnya bisa menulis dan bisa masuk ke dalam ruangan. Yang jelas kan kalo proses kbm tidak seperti itu. Yang namanya kbm belajar, ada ruangannya, ada bangkunya. Jangan disamain sama majelis taqlim yang duduknya bisa deprok (lesehan)," pungkasnya. (Ihsan Fahmi).