TINGKAH polah para pembantu Presiden Joko Widodo memang ada-ada saja. Sebelumnya Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) jadi bulan-bulanan lantaran hadir dalam acara sosial minyak goreng murah di Lampung, sambil mengkampanyekan putrinya yang bakal maju di Pemilu Caleg 2024.
Kini giliran Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia kena sentil. Soalnya dia Bahlil kerap berada pada posisi offside, berbicara bukan pada kapasitasnya sebagai menteri. Ini sudah beberapa kali dilakukan Bahlil.
Pada Januari 2022, Bahlil mengklaim para pengusaha menginginkan proses pengalihan kepemimpinan dialihkan. Dengan kata lain jabatan presiden diperpanjang. Dia juga menyatakan setuju bila Pemilu 2024 ditunda. Lalu belum ini Bahlil nyeletuk, Anies Baswedan-Puan Maharani bakal moncer bila dipasangkan pada Pilpres 2024.
Bahlil berpandangan ada revolusi nasional antara cebong sama kampret.
"Ini kan di mana-mana ada cebong ada kampret. Nah ini dua-duanya nih, paten juga, bagus juga, saya pikir kalau ada surveinya bagus itu toplah, tapi yang lain juga baguslah, kita ikuti saja," katanya dalam acara konfrensi pers Indikator Politik Indonesia belum lama ini.
Alih-alih pamer prestasi keberhasilan mendatangkan investor ke negeri ini, pak menteri justru semangatnya lebih berkobar bila ngomong soal politik. Banyak yang jengah dengan pernyataan politik Bahlil.
"Menterinya sibuk ngomong politik ketimbang bicara investasi," sindir Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno belum lama ini. Dari kubu parpol, PAN juga menyindir Bahlil jangan sampai kejeblos karena jam terbang politiknya masih sedikit. Nah lho !
Fokus bekerja saja Pak Menteri. Bantu presiden menyelesaikan tugasnya hingga 2024 dan jaga iklim ekonomi. Jangan offside daripada disemprit atau dapat kartu merah. (Ird@)