ADVERTISEMENT

Terungkap! Maraknya Pelacuran di Jakarta Tak Terlepas dari Urusan Perut, Penjara Tak Membuat Mereka Jera, Apa Kata Sosiolog?

Kamis, 21 Juli 2022 09:10 WIB

Share
5 Wanita PSK terjaring Satpol PP Jakarta Barat, mereka nekat beroperasi saat Ramadan di wilayah Tamansari. (foto: poskota/ pandi)
5 Wanita PSK terjaring Satpol PP Jakarta Barat, mereka nekat beroperasi saat Ramadan di wilayah Tamansari. (foto: poskota/ pandi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Masalah permasalahan sosial di Jakarta terutama penyakit masyarakat yang berhububungan dengan degredasi moral hingga kini masih marak di Jakarta.

Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk memberantas namun hingga kini belum tertangani dengan baik.

Pandemi Covid-19 dan status PPKM level 1 yang diterapkan di DKI Jakarta juga ternyata tak menghalangi sejumlah pekerja seks komersil (PSK) menjaring pelanggannya.

Mereka menjajakan diri di pinggir jalan di kawasan Jalan Daan Mogot, tepatnya di sepanjang bantaran Kali Sekretaris, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Keberadaan mereka sering dirazia petugas.

Namun, tak pernah jera, hampir tiap malam puluhan wanita dengan dandanan menor dan pakaian seksi, berjejer di pinggir jalan menggoda setiap laki-laki yang melintas di depannya. 

Menurut Sosiolog Universitas Ibnu Chaldun (UIC) Jakarta, Musni Umar, kembali maraknya PSK di bantaran Kali Sekretaris dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi yang kian buruk.

Sehingga untuk tetap memenuhi kebutuhan hidup, mereka terpaksa harus menjual tubuhnya demi mendapatkan sejumlah uang.

"Kalau ingin menangani masalah ini, tidak cukup dengan menangkap dan memasukkan mereka ke tahanan. Itu bukan solusi, karena masalah merajalelanya seks bebas itu, kebanyakan karena motif ekonomi," ujar Musni saat dihubungi, Selasa (19/7/2022).

Menurut Musni, setidaknya ada dua solusi. Pertama, mereka diberikan pelatihan ketrampilan.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT