Mantan Kabais TNI Minta Polisi Tidak Berlama-lama Berhitung Soal Pembunuh Brigadir J, Jika Kelamaan Akan Kelihatan Itu Pembohongan

Rabu 20 Jul 2022, 17:37 WIB
Kolase foto Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo, Soleman B Ponto. (Ist)

Kolase foto Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo, Soleman B Ponto. (Ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Mantan Kabais (Kepala Badan Intelijen Strategis TNI) Laksamana Madya TNI (Purn) Soleman B Ponto menyatakan kalau polisi ingin mengumumkan pembunuh Brigadir J sebenarnya gampang, dengan mengikuti 'buku harian pistol glock' yang ditemukan di lokasi.

Namun, menurut Soleman Ponto, sekarang rasanya, polisi masih hitung-hitung, kalau diumumkan siapa rugi, siapa yang dirugikan.  Atau siapa yang terasa rugi. Itu saja. Sebab, ia yakin polisi saat ini sudah tahu siapa pembunuhnya.

Mantan Kabais TNI itu minta polisi tidak perlu berlama-lama berhitung, sebab makin lama makin tidak baik, makin menampakkan adanya pembohongan, menambah deret pembohongan, untuk menetukan pembohongan.

"Sehingga tidak perlu berlama-lama untuk menghitung-hitung. Semakin menghitung, semakin lama maka semakin kelihatan itu pembohongan, kalau istilah polisi, sekali pembohongan akan terjadi pembohongan-pembohongan selanjutnya untuk menentukan pembohongan. Kan itu kalau ilmunya dari polisi," ungkap mantan Kabais Soleman B Ponto.

Nah ini semakin lama akan semakin jauh nanti. Ia mengaku ingat kasus jawara berhadapan dengan perampok. Dua jawara membunuh perampok pakai pisau. Polisi mudah menetapkan siapa tersangka.

"itu, tidak terlalu jauh. Yang mudah-mudah saja, kalau pakai pisau itu sulit, tidak ada namanya, lha kalau pakai pistol kan ada namanya, tinggal cek di gudang senjata. Lihat nomor pistol itu siapa yang pegang," katanya.

"Kalau ketemu, kan tinggal umumkan pistol nomor ini dipegang oleh siapa. Sesuai daftar, selesai kan?" ujarnya.

Hal ini, lanjutanya sudah meletakkan rel kedua, anak tangga kedua, nanti lama-lama akan ketemu. Tapi anak tangga demi anak tangga harus diletakkan sesuai fakta di lapangan.

Kalau fakta di lapangan ada orang mati, berarti ada yang membunuh, kan itu dulu. Lalu membunuh pakai apa? Sudah jelas pakai pistol, ya sudah pistol punya siapa, ketemu kan.

"Ketika pistol sudah jelas punya siapa, tinggal ditanya, kamu ada dimana saat itu? Kalau dia tidak mengaku, Oh tidak tahu, ya nggak mungkin tidak mengku,orang dia yang pegang senjata kok," tandasnya.

Maka itu, lanjut Soleman, jangan dibikin narasi-narasi membuat tanda tanya, misalkan, Kapolres Jaksel Kombes Budhi herdi menjelaskan, pada  saat tembak menembak, Kadiv Propam tidak ada di rumah.

Berita Terkait

News Update