Wow! Rusia Disebut Rekrut Tentara Anak-anak dan Terlibat Dalam Perdagangan Manusia

Rabu 20 Jul 2022, 16:58 WIB
Tentara Rusia. (Foto: AP)

Tentara Rusia. (Foto: AP)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Amerika Serikat pada Selasa (19/7/2022) menempatkan Rusia dalam daftar negara-negara yang terlibat dalam kebijakan atau pola perdagangan manusia dan kerja paksa, bahkan merekrut  atau mempergunakan anak-anak sebagai tentara.

Departemen Luar Negeri memasukkan daftar tersebut dalam laporan perdagangan manusia tahunannya, yang untuk pertama kalinya ditampilkan di bawah mandat Kongres 2019, bagian "Perdagangan Orang yang Disponsori Negara".

Rusia sering muncul di seluruh laporan karena invasi 24 Februari ke Ukraina dan apa yang disebut dokumen itu sebagai kerentanan terhadap perdagangan jutaan pengungsi Ukraina di negara-negara tempat mereka melarikan diri.

"Jutaan orang Ukraina harus meninggalkan rumah mereka ... beberapa meninggalkan negara itu sama sekali, sebagian besar hanya membawa apa yang bisa mereka bawa," kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken sebagaimana dilansir dari Reuters  pada Rabu (20/7/2022).

"Itu membuat mereka sangat rentan terhadap eksploitasi."

Kedutaan Rusia di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar atas tuduhan laporan tersebut.

Blinken mengatakan saat ini ada hampir 25 juta korban perdagangan manusia di seluruh dunia.

Laporan tersebut berisi daftar terpisah dari 12 negara yang mempekerjakan atau merekrut tentara anak. Daftar itu termasuk Rusia dan beberapa di antaranya di bagian sponsor negara yang baru.

Dalam laporan itu, Rusia secara aktif terlibat dalam kerja paksa terhadap pekerja migran Korea Utara, termasuk dengan mengeluarkan visa kepada ribuan orang dalam upaya untuk menghindari resolusi PBB yang menuntut pemulangan mereka.

Kemudian, laporan itu juga mengutip laporan bahwa setelah merebut sebagian wilayah Donbas timur Ukraina pada tahun 2014, separatis pimpinan Rusia menggunakan anak-anak untuk menjaga pos pemeriksaan dan melayani sebagai pejuang dan di pos lainnya.

Menyusul invasi skala penuh tahun ini, laporan itu mengatakan bahwa media menyoroti laporan baru yang tidak didukung oleh pasukan Rusia yang menggunakan anak-anak sebagai tameng manusia.

Berita Terkait
News Update