JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ada aksi, maka ada reaksi. Begitu ada aksi deklarasi Gerakan Nasional Anti Islamophobia (GNAI), langsung mendapat reaksi dari para pegiat media sosial, yang selama ini berlawanan arus politik dengam para tokoh GNAI tersebut yang juga sebagai pendukung Presiden Jokowi.
Seperti pegiat media sosial Yusuf Dumdum ia demgan lantang mecuit bahwa tidak ada Islamophobia di Indonesia, yang ada Kadrunphobia (ketakutan kepada kadrun).
"Tidak ada islamophobia di Indonesia, yg ada adalah "KADRUNPHOBIA!"" tulisnya pada 18 Juli 2022.
"Islamophobia digerakkan untuk memecahbelah bangsa oleh mereka yg benci kpd pemerintahan Jokowi & NKRI, tambah Yusuf Dumdum.
Bahgan dia menambahkan, tujuan gerakan ini hanya soal politik kekuasaan. "Melawan gerakan mereka adalah bagian dr jihad. LAWAN!," tandasnya.
Unggahan Yusuf langsung mendapat reaksi dari netizen yang mendukung maupun yang menentangnya.
Bagi penentang, yang ada sekarang adalah cebongphobia dan para buzzerRp yang ditudingnya merusak persatuan bangsa.
Bahkan, unggahan Yusuf Dumdum ini juga sebagai upaya memecah belah persatuan NKRI.
"Ya..ya ya...Kalau ke Kadrun begitu, tapi kalau Oligarki tidak, lanjutkan Oligarki hiduppp Oligarki hehehe," tulis @AdhiRismawan
"IslamoPhobia hanya ada di Era Jokowi, Orang2 Islam yg tdk Suka dg Jokowi di Cap sebagai Radikal, Intoleran, HTI, Kadrun bahkan Teroris. Padahal Orang2 Islam yg Anti Jokowi Faktanya tidak seprti itu," tulis @Subadi_Sigit_W.
"Ko' ga ada gerakan Buzzer phobia ya, justru inilah yg berpotensi besar sbg pemecah belah persatuan anak bangsa...??!!," tulis akun @sugiant71401887.
"Anis berkuasa hampir habis periodenya, terbukti kaga seperti suriah, kadrun yang dianggap punya andil besar atas kemenangan anis ga ada yang nuntut agar bersyareat dan seperti suriah, justru mendapat penghargaan kerukunan dari kemenag, ente masih jualan isu radikal? itu phobi," tulis akun @ane_wahyudi.
ANIESPHOBIA6 kali...bos ???
Tiap denger nama Pak Anies kalian kan kelojotan dan kejang2 ?
Hantam terus...walau pake Hoax," tulis akun @kanghasan20.
Kalangan pendukung unggahan Yusuf Dumdum menuding balik kelompok kadrun sebagai perusak. Dan Islampohobia itu tidak ada.
"Mau shalat 5 wkt jamaah atau sendiri, boleh. Mau tahlilan, boleh. Mau maulidan boleh.
Mau shalawatan sampe nutup jalan, boleh.
Mau umroh, haji, boleh. Mayoritas penduduk Indonesia Islam. Dimana Islamphobia?" Ttulis akun @akuterpesona8.
"Mau pengajian koq dilarang? Ente mau pengajian atau kampanye tong ?!" tambah akun @akuterpesona8.
"Kadroen itu kurang literasi dan dungu total. Pemerintah dan DPR menyusun beberapa UNDANG2 yg mengatur amaliah umat Islam di Indonesia," tulis @putulana.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah tokoh nasional lintas ormas Islam dan ratusan jamaah mendeklarasikan Gerakan Nasional Anti Islamophobia (GNAI) di Aula Buya Hamka Masjid Al Azhar Jakarta, Jumat (17/5/2022).
Deklarasi ini dihadiri sejumlah tokoh seperti Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Ketua Persaudaraan Alumni 212 Slamet Maarif, Sekretaris Jenderal PP Syarikat Islam Ferry Juliantono, dan sejumlah tokoh dan aktivis lainnya.
Kemudian, di jajaran inisiator dan pendiri GNAI ada nama Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Anwar Abbas, Sekretaris Jenderal PP Syarikat Islam Ferry Juliantono, Cucu pendiri Nahdlatul Ulama KH. Wahab Hasbullah yakni Gus Aam dan lain sebagainya. (Win)