Driver Taksi Online Babak Belur Dikeroyok Massa di Duren Sawit, Musni Umar: Masyarakat Alami Krisis Verikasi Informasi

Sabtu 16 Jul 2022, 10:42 WIB
Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC), Musni Umar. (foto: facebook)

Rektor Universitas Ibnu Chaldun (UIC), Musni Umar. (foto: facebook)

"Pasti mereka akan menangkap, dan menyerahkannya kepada aparat Kepolisian, karena memang Kepolisian lah yang memiliki kewenangan dalam hal ini," papar dia.

Dia menambahkan, dalam kasus ini ada satu hal yang tak kalah penting, atau dengan kata lain menjadi asap sebelum api membesar.

"Yang jelas, yang menjadi penyebab dalam kasus ini yaitu, ialah penyematan kata 'maling'. Karena disebut maling, masyarakat langsung terprovokasi karena menganggap sang sopir tersebut adalah pelaku kriminal," imbuh dia.

Rektor Universtas Ibnu Chaldun (UIC) itu mengatakan, bahwa penyematan kata maling ini lah yang seharusnya menjadi atensi dari berbagai pihak.

"Harus ada edukasi dari aparat penegak hukum untuk tak selalu menggunakan diksi 'maling' ketika ada peristiwa serupa. Karena kalau hanya didiamkam, kejadian ini akan terus berulang dan mencari korban lain," katanya.

Namun, jelas Musni, yang juga tak kalah penting di dalam kasus ini, ialah terkait dengan keberanian masyarakay untuk dapat mengakui kesalahannya kepada korban dan aparat penegak hukum.

"Semoga masyarakat yang turut mengeroyok sopir taksi tersebut mau memberanikan diri dengan cara meminta maaf dan mengakui kesalahannya, itu bisa dilakukan juga dengan cara memberikan bantuan materiil dan sebagainya kepada sang sopir," tuturnya.

"Tapi, untuk provokator yang menyebut sopir ini sebagai maling, saya rasa ini harus ditindak tegas oleh polisi. Karena perbuatannya telah merugikan banyak pihak," tukasnya. (Adam).
 

Berita Terkait

News Update