ADVERTISEMENT

Kacau! Saking Stresnya Menghadapi Kemiskinan, Para Pemuda Zimbabwe Minum Rebusan Popok Bayi untuk Mabuk

Kamis, 14 Juli 2022 21:28 WIB

Share
Para pemuda berbaring di pinggir jalan di pinggiran kota Harare, ibu kota Zimbabwe, setelah meminum natrium poliakrilat atau muto we ma pampers atau jus pampers. (Foto: Calvin Manika / Al-Jazeera)
Para pemuda berbaring di pinggir jalan di pinggiran kota Harare, ibu kota Zimbabwe, setelah meminum natrium poliakrilat atau muto we ma pampers atau jus pampers. (Foto: Calvin Manika / Al-Jazeera)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Selain mabuk, rakyat Zimbabwe juga tak mampu membeli pakaian baru. Orang-orang membeli pakaian bekas yang dikirim dalam bal dari Inggris.

Inflasi telah mencapai 191,6 persen pada bulan Juni di negara itu, di mana pengangguran yang tinggi, mata uang yang melemah dan kurangnya investasi menghadirkan sakit kepala yang berkelanjutan bagi pemerintahan Presiden Emmerson Mnangagwa.

Sementara satu dolar AS secara resmi diperdagangkan pada $362 dolar Zimbabwe, di pasar gelap paralel nilainya setidaknya ZW$550. Di seluruh negeri, sebagian besar warga Zimbabwe sekarang bergantung pada pembelian pakaian bekas di tengah krisis biaya hidup yang melonjak.

“Itu adalah tanda betapa buruknya hal-hal itu. Itu adalah strategi bertahan hidup. Jika Anda tidak dapat pergi ke toko formal dan membeli pakaian seharga $30, Anda pergi dan membeli pakaian bekas seharga $2,” ujar Profesor Gift Mugano, seorang ekonom.

Selain kebijakan ekonomi yang salah dan korupsi pemerintah Zimbabwe atas masalah keuangan, invasi Rusia ke Ukraina memperumit masalah.

“Ekonomi berada di unit perawatan intensif sebelum perang Rusia di Ukraina dimulai,” kata Profesor Mugano.

“Perang Rusia-Ukraina menumpuk kesengsaraan pada orang yang sudah dalam perawatan intensif.” Tambahnya.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Syaharani Putri
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT