JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Nama Bagus Kahfi menjadi perbincangan publik, karena mampu melenggang ke kancah internasional.
Pesepak bola asal Indonesia tersebut, saat ini bermain untuk klub asal Belanda Jong FC Utrecht.
Pemilik nama lengkap Amiruddin Bagus Kahfi itu pun membagikan pengalamannya bermain di Eropa melalui channel YouTube Vincen Desta, dikutip Selasa (12/7/2022).
Penasaran bagaimana perjalanan kariernya? Yuk, simak!
Karier Bagus Kahfi kian melesat, setelah penampilannya dilihat banyak orang di ajang Piala AFF U-16, bersama Timnas Indonesia.
Ia mampu menjadi Top Skorer dan meraih gelar juara Piala AFF U-16 pada tahun 2018.
Selanjutnya, Bagus didapuk untuk berlatih bersama Garuda Select, hingga mendapat kesempatan berlaga di Eropa dengan pelatih Dennis Wise dan Des Walker, untuk berlatih dan bermain sepak bola di Inggris.
Siapa sangka, perjalanannya ke Inggris itu yang membawanya bermain di Belanda bersama Jong FC Utrecht.
Awalnya, Bagus Kahfi mulai gemar bermain sepak bola bersama kembarannya Bagas Kaffa di Magelang, Jawa Tengah.
Menurut Bagus sang ayah Yuni Puji Istiono merupakan penggemar otomotif, sehingga tidak pernah mendukung dirinya bermain sepak bola saat masih usia belia.
"Bapak saya lebih suka otomotif, sejak TK saya dan Bagas selalu diperkenalkan dengan motocrossm," ujar Bagus.
Bagas dan Bagus akhirnya memilih untuk ikut sekolah sepak bola bersama teman-temannya di kampung halamannya.
"Main bola di kampung dan ikut teman yang belajar sepak bola di SSB, lalu saya ikut SSB," tutur Bagus.
"Mulai tidak dilarang ayah dan dia membebaskan saja, ayah saya tak pernah berbicara sepak bola bahkan tidak pernah antar saya dan Bagas untuk belajar sepak bola. Kami hanya ditemani oleh Mas Gusnu, tetangga saya," tambahnya.
Bagus dan Bagas pertama kali masuk SSB Naga Paksa kemudian pindah ke SSB Putra Harapan.
"Saya lama di Putra Harapan karena sering menjadi pemain cabutan di pertandingan tarkam. Saya dulu tarkam terus dan dapat uang Rp 75.000 dari hasil pertandingan tarkam," jelas Bagus.
Setelah mengetahui bakat kedua anaknya adalah bermain sepak bola, akhirnya sang ayah mendukungnya dengan menjual motocross mini anaknya, untuk digunakan membeli sepatu bola.
"Bapak saya akhirnya mendukung saya untuk main bola ketika melihat kami main di final sebuah turnamen dan kami menang," ujar Bagus.
Saat juara piala AFF U-16 2018, sang ayah juga diam-diam datang bersama warga satu kampungnya mengunakan bus untuk mengaksikan mereka bertanding di Delta Sidorajo.
Perjalanan Karier Bagus ketika dia ikut Piala Menpora, saat itu ia menjadi pemain yang mewakili Kalimantan Tengah, hingga akhirnya bisa membawa tim Kalimantan Tengah ke Jakarta sebagai juara 2 Nasional.
Selanjutnya, Bagus membela Jawa Tengah di ajang Piala Menpora selanjutnya.
Dari dua turnamen tersebut penampilan Bagus dan Bagas dilihat pelatih nasional Fakhri Husaini.
Bagus dan Bagas akhirnya dipanggil untuk ikut seleksi Timnas U-15.
Saat seleksi timnas U-15 pelatih Fakhri Husaini masih belum bisa membedakan kedua anak kembar tersebut, sehingga menempatkan penempatan posisinya pun tertukar.
Bagus yang biasa main sebagai bek tengah ditunjuk untuk main sebagai striker dan sebaliknya Bagas ditunjuk untuk main sebagai beg yang awalnya sebagai striker.
Posisi tersebut akhirnya terus menempel pada diri mereka, hingga saat ini.
Hasil juara di turnamen pertama mereka Vietnam di ajang Tien Phong Plastic Cup 2017 memperlebar jalan Bagus menuju cita-citanya menjadi pesepak bola internasional.
Selanjutnya Bagus dan Bagas sukses bersama Timnas Indonesia U-16 dibawah naungan kepelatihan Fakhri Husaini meraih ajang Piala AFF U-16 tahun 2018, mengalahkan Thailand melalui adu penalti (4-3) di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo.
Lebih lanjut, PSSI membawa sejumlah pemain terbaik dari timnas dan hasil seleksi Elit Pro Akademi untuk tergabung dalam Garuda Select dan diberangkatkan ke Inggris.
"Di Inggris kami main lawan seluruh tim Inggris dari divisi bawah sampai divisi 1 sampai lawan Chelsea dan Arsenal U-18. Selanjutnya Dennis Wise menawarkan saya untuk ikut program di musim selanjutnya dan saya bersedia," ujar Bagus.
Sementara, saudara kembarnya Bagas memilih untuk tidak ikut dan memilih berkarier di Indonesia.
"Tapi sesi kedua nama Bagas ada di daftar nama tapi enggak tau alasan kenapa dia tak berangkat. Sebenarnya sedih juga biasa berdua dia tak berangkat," ujarya.
Di musim keduanya Bagus berlatih di Inggris tanpa saudara kembarnya, ia mendapatkan musibah cedera saat menghadapi Reading FC.
"Saya berangkat sendiri dan cedera lah di Inggris lawan Reading FC, baru main 25 menit dan cetak gol 2-0. Saya dapat dua kali operasi lantaran cedera patah tulang tibula dan engkel," jelas Bagus.
Meski mengalami cedera dan butuh waktu berbulan-bulan untuk menyembuhkan cederanya nasib Bagus tetap baik, dia akhirnya mendapat tawaran untuk bermain di Belanda bersama Jong FC Utrecht.
"Saat ke Belanda saya melihat pengalaman baru di sepak bola. Kalau di Inggris kita harus segera ke depan baru berpikir akan melakukan apa, tapi di Belanda kita harus berpikir dulu baru melakukan sesuatu di lapangan," ujar Bagus.
Menurut Bagus, bermain sepak bola di Belanda lebih banyak mengugunakan otak dan menggunakan tenaga seefisien mungkin.
Ia mengaku lebih suka tinggal di Belanda lantaran di sana banyak pula makanan Indonesia.
Setelah satu musim bermain bersama Jong FC Utrecht saat ini bagus tengah menjalani trial selama dua pekan di Yunani.
"Saya lagi trial dua minggu di Yunani, semoga semuanya lancar dan semoga lancar untuk visanya," ujar Bagus.
Bagus Kahfi juga mengatakan akan berusaha untuk mengajak serta saudara kembaranya Bagas untuk tampil di Eropa.
"Saat ini Bagas main di Barito Putera dan menunggu kontraknya habis, agen saya juga akan membawanya ke luar negeri," pungkas Bagus.
(*)