Walau begitu, Mukroni mengatakan tak semua pengusaha warteg bisa bertahan untuk menghadapi tingginya harga operasional.
Banyak dari mereka yang boncos dan memilih untuk tutup sementara sembari menunggu harga kembali normal.
"Kami tidak mengharapkan ada migrasi pengguna gas 12 kg ke 3 kg melon karena ada perbedaan harga yang banyak, sehingga bisa menimbulkan kelangkaan stok gas melon. Kami pedagang warteg masih banyak yang menggunakan elpiji 3 kg," pungkas Mukroni. (cr04)