Jumat, 8 Juli 2022
Sehari sebelum unjuk rasa, otoritas Sri Lanka memberlakukan jam malam di 7 wilayah, mulai pukul 21.00 waktu setempat.
Bahkan, anggota parlemen Sri Lanka, Mathiaparanan Abraham Sumanthiran, menyebut kebijakan itu melanggar hukum.
"Melanggar hukum, hanya untuk mencegah orang-orang memprotes pemerintah besok pagi," ujar Mathiaparanan dikutip dari Twitter @MASumathiran.
Tanggapan serupa juga datang dari Asosiasi Pengacara Sri Lanka (BASL) melalui situs resminya.
Lembaga itu melampirkan surat dan meminta aparat mencabut aturan tersebut.
Sayangnya, Menteri Pertahanan Kamal Gunaratne tak mengindahkan kecaman itu, justru menuduh bahwa ada agenda provokator berkedok aksi damai dalam protes yang segera berlangsung.
Di hari yang sama, akses menuju lokasi unjuk rasa dipersulit, protes aliansi mahasiswa pun dilempari gas air mata.
Demonstrasi besar-besaran
Kemarahan warga memuncak, mereka berbondong-bondong membajak kereta api, lalu memakainya untuk menuju Istana Kepresidenan, Sabtu (9/7/2022).
Tuntutannya, yakni meminta Presiden Rajapaksa mundur dari jabatannya.
Masyarakat tak kehabisan akal, mereka terpantau datang menggunakan sepeda, truk, bahkan mobil box pengangkut logistik.