Sesalkan Kiai Mukhtar Jombang Bela Anaknya Pelaku Pencabulan, GP Center: Rasulullah Saja Siap Potong Tangan Putrinya Jika Mencuri

Jumat 08 Jul 2022, 16:15 WIB
Kolase foto Kepala Bidang Agama GP Center, Dimas Sampun dan Kiai Mukhtar Jombang. (Foto: Diolah dari Google).

Kolase foto Kepala Bidang Agama GP Center, Dimas Sampun dan Kiai Mukhtar Jombang. (Foto: Diolah dari Google).

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ganjar Pranowo Center (GP Center) menyesalkan sikap Pengasuh Ponpes Shiddiqiyyah, KH Muhammad Mukhtar Mukthi, yang tak kooperatif dalam upaya penangkapan anaknya, Moch Subchi Azal Tsani alias Mas Bechi, atas kasus pencabulan santriwati di Jombang.

Kepala Bidang Agama GP Center, Dimas Sampun, menilai tindakan tersebut tak patut dilakukan oleh seorang kiai yang paham agama. Pasalnya, tindak asusila terhadap santriwati adalah kejahatan yang nyata dilarang keras dalam agama Islam.

"Saya menyesalkan langkah yang diambil kiai Mukhtar karena tidak bersifat kooperatif," kata Dimas dalam keterangan tertulis, Jumat (8/7/2022).

Dimas menerangkan hubungan kekeluargaan tak menjadi alasan bagi orang tua untuk menutup mata terhadap kejahatan yang dilakukan anaknya. Prinsip ini, menurut dia, jauh-jauh hari sudah ditunjukkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Dalam upaya menindak kebatilan, Nabi Muhammad SAW dengan tegas akan menghukum siapapun pelakunya, meski itu adalah anak kandung dia sendiri.

"Rasulullah SAW saja pernah bersabda 'Demi Allah, seandainya anakku Fatimah binti Muhammad mencuri, pasti aku sendiri yang akan memotong tangannya'," ucap Dimas.

Dimas pun berharap Kiai Mukhtar menerapkan prinsip yang sama terhadap anaknya. Apalagi, kiai Mukhtar merupakan pimpinan tertinggi di Ponpes Shiddiqiyyah dan kiai yang disegani di Desa Losari, Jombang.

Di sisi lain, Dimas juga tak habis pikir dengan pengerahan massa santri yang berupaya menghalangi penangkapan Bechi. Ia mengatakan mobilisasi oleh pihak pesantren itu bisa menimbulkan anggapan di kalangan santri bahwa mereka sedang membela kebenaran, padahal sebenarnya adalah kejahatan yang dilindungi.

"Santri secara tidak langsung diajarkan membela yang salah dan ini tentunya bertentangan dengan nilai-nilai yang diajarkan di pondok pesantren sendiri, salah satunya yaitu hadis 'kulil  haqqa  walau  kaana  murra' yang artinya sampaikan kebenaran walaupun itu menyakitkan," terangnya.

Seiring dengan kabar ditangkapnya Bechi karena telah menyerahkan diri ke polisi, Dimas meminta publik berhenti meributkannya agar tidak memancing kegaduhan lebih lanjut. Ia juga meminta masyarakat menyerahkan kasus tersebut ke kepolisian.

"Polemik kasus Bechi atau anak kiai di Jombang menurut saya tidak perlu sampai diributkan sehingga menimbulkan efek berkepanjangan nanti. Jadi saya mendukung langkah polisi untuk menangkap tersangka dan memproses hukum sesuai aturan yang berlaku," jelas Dimas.

Diketahui, polisi sebelumnya kewalahan menangkap Bechi yang bersembunyi di dalam pondok pesantren. Musababnya, Bechi berlindung di ketiak sang ayah tak lain adalah seorang kiai. 

Proses negosiasi penangkapan sempat berjalan alot lantaran kiai Mukhtar yang berjanji akan menyerahkan anaknya justru berbalik mengingkari janjinya.

Hal ini menjadi sorotan oleh Komisioner Kompolnas Poengky Indarti. Ia menyayangkan sikap pelaku hingga kiai Mukhtar yang tidak kooperatif.

"Polisi sudah berupaya persuasif, tetapi justru tersangka tidak kooperatif," katanya.(*)

Berita Terkait
News Update