Sementara itu, Menperin menyampaikan, pertemuan ini merupakan inisiatif dari dua kementerian, dan sepanjang yang diketahui, belum pernah ada rapat kerja bersama antara dua kementerian, terlebih yang berada di bawah kementerian koordinator yang berbeda.
"Dalam kesempatan ini, kedua kementerian bisa saling memberikan dukungan terhadap interest masing-masing, agar kinerja masing-masing kementerian bisa semakin ditingkatkan. Tentu ini merupakan raker awal yang diharapkan merupakan awal yang sangat baik bagi sinergi Kementerian ESDM dan Kemenperin," tegas Agus.
Menperin menilai poin-poin yang disampaikan oleh Kementerian ESDM merupakan common interest yang juga menjadi fokus Kemenperin. Sebagai contoh, terkait isu SNI pelumas dan TKDN khususnya solar panel, Kemenperin sangat terbuka terkait perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan terhadap isu-isu tersebut.
"Pembahasan ini akan dilanjutkan di tingkat pejabat terkait. Salah satu kesepakatan dari raker bersama adalah membentuk working group sehingga ada sustainability dari pembahasan," jelasnya.
Kepada jajaran Kementerian ESDM, Menperin memaparkan kinerja sektor industri yang hingga saat ini masih menjadi penggerak utama perekonomian nasional.
Pertumbuhan Industri Pengolahan Nonmigas pada triwulan I tahun 2022 sebesar 5,47 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01 persen, ditopang oleh sektor industri alat angkutan, industri tekstil dan pakaian jadi, serta industri mesin dan perlengkapan.
"Untuk mempertahankan kinerja sektor industri, diperlukan upaya strategis dalam menjaga ketersediaan dan pasokan energi, terlebih mengingat sektor industri menyerap hingga 40 persen dari total kebutuhan energi nasional, terbesar kedua setelah sektor transportasi," tutup Agus. (nitis)