Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Twitter/@TheAfrican_Hub)

Internasional

Presiden Putin Tetap Ingin Rebut Sebagian Wilayah Ukraina

Minggu 03 Jul 2022, 16:37 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kepala intelijen Amerika Serikat mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin masih ingin merebut sebagian wilayah Ukraina.

Hal tersebut disampaikan oleh oleh Direktur Intelijen Nasional Avril Haines pada Rabu (29/6/2022).

Avril Haines itu melihat pasukan Putin sudah sangat terdegradasi oleh pertempuran sehingga mereka kemungkinan hanya dapat mencapai keuntungan tambahan dalam waktu dekat.

Pewira tinggi intelijen AS itu menjelaskan bahwa konsensus badan mata-mata AS adalah akan terus bekerja untuk jangka waktu yang lama.

"Singkatnya, gambarannya tetap sangat suram dan sikap Rusia terhadap Barat semakin keras," kata Haines yang dikutip dari Reuters pada Minggu (3/7/2022).

Presiden Ukraina Volodymyr Zelinsky minggu ini mengatakan kepada Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin G7 lainnya, dia berharap perang dapat berakhir pada akhir tahun.

Tetapi, komentar Haines menunjukkan miliaran dolar senjata modern yang dipasok oleh Amerika Serikat dan negara-negara lain ke pasukan Zelinsky, mungkin tidak memberi mereka kemampuan untuk membalikkan keadaan melawan Rusia dalam waktu dekat.

Dia mengatakan, Presiden Putin tetap berniat untuk menguasai sebagian besar Ukraina meskipun pasukan Ukraina mengalahkan upaya Rusia untuk merebut ibu kota Kyiv pada Februari, memaksa Moskow untuk mengurangi targetnya untuk merebut seluruh wilayah Donbas timur.

"Kami pikir dia, secara efektif memiliki tujuan politik yang sama dengan yang kami miliki sebelumnya, yaitu dia ingin menguasai sebagian besar Ukraina," kata Haines.

Pasukan Rusia, sangat kelelahan akibat pertempuran yang telah berlangsung lebih dari empat bulan, sehingga tidak mungkin mereka dapat mencapai tujuan Putin dalam waktu dekat, tutur Haines dalam penilaian publik pertamanya tentang perang sejak Mei.

"Kami melihat keterputusan antara tujuan militer jangka pendek Putin di bidang ini dan kapasitas militernya, semacam ketidaksesuaian antara ambisinya dan apa yang dapat dicapai militer," katanya.

Diterangkan Haines, badan-badan intelijen AS melihat tiga skenario terkait hal ini, yang paling mungkin adalah konflik sengit di mana pasukan Rusia "membuat keuntungan tambahan, tanpa kesulitan."

Skenario lainnya termasuk terobosan besar Rusia dan Ukraina berhasil menstabilkan garis depan sambil mencapai keuntungan kecil, mungkin di dekat Kota Kherson yang dikuasai Rusia dan daerah lain di Ukraina selatan.

Tapi, kata Haines, ini membuat Rusia memerlukan waktu bertahun-tahun untuk membangun kembali militernya.

"Selama periode ini, kami mengantisipasi, mereka akan lebih bergantung pada alat asimetris yang mereka miliki, seperti serangan dunia maya, upaya untuk mengendalikan energi, bahkan senjata nuklir untuk mencoba mengelola dan memproyeksikan kekuatan dan pengaruh secara global," terang Haines.

"Untuk sementara, pasukan Rusia tidak mungkin dapat melakukan beberapa operasi simultan," lanjut Haines.

Haines mengatakan prioritas Putin sekarang adalah membuat keuntungan di wilayah Donbas dan menghancurkan pasukan Ukraina, sebuah perkembangan yang dinilai Rusia akan menyebabkan perlawanan dari dalam merosot. 

Diketahui, komentar Haines muncul setelah pertemuan puncak para pemimpin NATO pada Hari Rabu, menyebut Rusia sebagai 'ancaman langsung' paling besar bagi keamanan aliansi dan berjanji untuk memodernisasi pasukan Kyiv, dengan mengatakan bahwa Rusia berdiri di belakang pertahanan heroik negara mereka.

Tags:
putinVladimir Putinrusiaukraina

Administrator

Reporter

Administrator

Editor