JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Seorang tukang bubur tega mencabuli empat bocah laki-laki di kawasan Cipondoh, Tangerang.
Dalam aksinya, pelaku menjanjikan burung dara kepada korban.
Diketahui, tukang bubur tersebut sudah mempunyai istri dan anak di kampung.
Dia saat ini tinggal sendiri di kawasan Cipondoh, sekitar 10 tahun lamanya.
Sosiolog Musni Umar mengatakan hal tersebut bisa terjadi salah satunya faktornya karena orang tua yang tidak bisa menjaga atau mengawasi anak-anaknya.
"Anak-anak itu tidak boleh sebenarnya dilepas begitu saja tanpa ada pengawasan orang tua. Apa yang dikerjakan dan berteman dengan siapa. Mungkin latar belakang orang tuanya susah akhirnya mereka susah, mereka sibuk mencari nafkah sementara anaknya dibiarkan berkeliaran ke mana-mana," ujarnya dikonfirmasi Minggu (3/7/2022).
Musni melanjutkan, karena terlalu tinggal sendiri, si tukang bubur akhirnya memanfaatkan anak-anak tersebut untuk dijadikan pemuas nafsu.
"Nampaknya tukang bubur ini tidak mampu mengendalikan diri akhirnya menjadikan anak-anak itu pemuas seks. Anak anak ini juga karena masih belia, belum tau apa-apa mereka ikut aja, apalagi dijanjikan dibelikan burung dara untuk mereka bermain," jelasnya.
Kasus ini, lanjut Musni, juga bisa terjadi karena kurangnya perhatian dari masyarakat.
Artinya, tokoh masyarakat yang ada di sekitar lokasi kurang begitu peduli dengan permasalahan yang ada di lingkungannya tersebut.
Anak-anak yang masih belia itu juga kemungkinan kurang mendapatkan perhatian dari orang tua.
Salah satu alasannya kemungkinan orang tua mereka yang sibuk mencari nafkah.
Sehingga, anak-anak mereka dibiarkan bermain tanpa pengawasan yang ketat.
"Masyarakat tidak peduli dalam artian tidak memperhatikan anak-anak. Anak yang terpinggirkan karena persoalan orang tua, sejatinya diperhatikan oleh warga lain, salah satunya ketua RT RW atau tokoh masyarakat," ucap Musni.
Untuk itu, Musni mengimbau kepada masyarakat agar selalu menjaga dan mengawasi anak-anaknya, terlebih masih usia belia.
Dia juga berpesan agar elemen masyarakat seperti ketua RT, ketua RW dan tokoh masyarakat atau tokoh agama, agar lebih peka terhadap hal-hal tersebut.
"Yang harus dilakukan pertama orang tua tidak boleh mengabaikan anak-anak mereka. Kemudian keterlibatan masyarakat terutama ketua RT, RW atau tokoh agama harus bergerak," pungkasnya. (pandi)