Yaman Dalam Fase Kelaparan Namun WFP Tangguhkan Kegiatannya

Kamis 30 Jun 2022, 19:30 WIB
Anak-anak terlantar di Yaman.

Anak-anak terlantar di Yaman.

YAMAN, POSKOTA.CO.ID - Program Pangan Dunia (WFP) menangguhkan pekerjaan kemanusiaan di Yaman sejak awal Juni.

Pengumuman ini datang usai bertahun-tahun perang, blokade di Yaman, dan ketika harapan meningkat bahwa situasi kemanusiaan akan membaik berkat gencatan senjata yang ditengahi PBB.

Badan itu mengatakan dalam pengumumannya bahwa mereka kekurangan dana dan hambatan pasokan makanan akibat perang di Ukraina sehingga hal ini memperburuk keadaan.

“Tidak ada keraguan bahwa keputusan WFP untuk menangguhkan kegiatannya di Yaman adalah bencana besar dan mengejutkan,” ucap Pejabat Yaman Urusan Kemanusiaan Ali Jassar pada Rabu (29/6/2022) seperti dikutip dari Irib.

Program Pangan Dunia mengumumkan pada tahun ini akan memotong bantuan kemanusiaan ke Yaman karena kurangnya dana bantuan kemanusiaan.

Aktivitas adalah cerita yang sama sekali berbeda dan memiliki dampak besar karena Yaman menghadapi apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

“Sayangnya PBB dan program bantuan pangannya menghubungkan bantuan kemanusiaan dengan masalah politik dan militer,” tuturnya.

WFP sekarang mengatakan bahwa Rencana Tanggap Kemanusiaan Yaman untuk tahun 2022 adalah 74 persen kekurangan dana. Hal ini berarti program tersebut membutuhkan dana 1,5 miliar dolar.

Arab Saudi memulai perangnya di Yaman pada Maret 2015 dan telah memberlakukan pengepungan di negara tersebut sejak saat itu.

Perang telah menewaskan puluhan ribu warga sipil dan mendorong negara yang dilanda perang itu ke jurang kelaparan di mana hampir 80 persen penduduknya bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup.

Penangguhan bantuan kemanusiaan dapat merusak proses politik usai semua kerja keras yang dilakukan untuk mencapai gencatan senjata saat ini dan memperpanjangnya.

Wakil Menteri HAM Yaman Hameed Al Rafeeq mengatakan,“Apa yang dilaporkan media bahwa WFP akan menghentikan kegiatannya di Yaman dan akan menyebabkan bencana kemanusiaan dengan konsekuensi yang tak terbayangkan.”

“Kami menganggap PBB bertanggung jawab penuh atas dampak penghentian bantuan kemanusiaan karena Yaman berada dalam fase kelaparan,” pungkas Hameed Al Rafeeq. ***

Berita Terkait
News Update