ISRAEL, POSKOTA.CO.ID - Militer dan intelijen Israel berhasil menggagalkan operasi rahasia intelijen Iran.
Hal ini diakui mantan Wakil Presiden Iran Mohammad Ali Abtahi.
Dia meyakini tindakan kontra intelijen Israel mampu bergerak senyap dan masuk ke lingkar terdalam keamanan Iran.
Banyak tindak pelanggaran yang dilakukan pejabat militer dan pertahanan Iran jadi salah satu penyebabnya.
"Pelanggaran keamanan di dalam Iran dan cakupan operasi yang luas oleh Israel benar-benar telah merusak organisasi intelijen kami yang paling kuat," ujar Mohammad Ali Abtahi seperti dikutip dari The Times of Israel.
Dia melanjutkan,"Kekuatan keamanan kami selalu menjadi landasan Republik Islam dan telah rusak pada tahun lalu.”
Sederet bukti kegagalan operasi intelijen Iran bisa dilihat dalam kurun waktu dua bulan terakhir. Dimulai dari pembunuhan perwira satuan elite Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Kolonel Hassan Sayyad Khodaei pada 22 Mei 2022.
Hassan Sayyad Khodaei dibunuh di depan rumahnya di Teheran. Pelakunya dua orang. Mereka diyakini mendapat perintah dari Israel. Lima luka tembak membuat Khodaei tewas seketika. Perwira 49 tahun itu jadi sasaran pembunuhan usai dituding tengah merancang upaya plot di Israel.
Sejumlah agen intelijen Iran yang tengah menjalankan misi di Ankara Turki berhasil digagalkan Mossad pada 23 Juni 2022.
10 orang yang kabarnya ditugaskan membunuh mantan Duta Besar Israel untuk Turki dan istrinya diamankan Mossad.
Kepala Intelijen Korps Garda Revolusi Islam Iran, Hossein Taeb, akhirnya dicopot. Dia dianggap gagal menjalankan tugasnya setelah 12 tahun memegang jabatan tersebut usai tewasnya sejumlah perwira IRGC.
Baru-baru ini Kepala Unit Perlindungan Informasi IRGC Brigadir Jenderal Ali Nasiri yang diamankan otoritas Iran karena terbukti menjadi spionase Israel.
Ali Nasiri juga pernah menduduki posisi Wakil Kepala Unit Kontra Intelijen IRGC. Dia sempat melarikan diri dan membawa kabur sejumlah dokumen program nuklir Iran. ***