ADVERTISEMENT

Protes Beli Pertalite dan Solar Pakai Aplikasi Mypertamina, Warga: Ribet, Gak Pakai Aja Ngantri!

Rabu, 29 Juni 2022 10:59 WIB

Share
Sejumlah pengendara motor antre saat akan melakukan pengisian BBM di SPBU. (foto:pandi)
Sejumlah pengendara motor antre saat akan melakukan pengisian BBM di SPBU. (foto:pandi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Rencana pemerintah mengharuskan masyarakat yang akan membeli BBM jenis pertalite dan solar dengan menggunakan aplikasi Mypertamina, menuai protes .

Selain ribet, penggunaan ponsel di area SBPU dikhawatirkan dapat menimbulkan kebakaran. 

Putra (27), warga Ciledug mengatakan pemerintah melalui Pertamina seharusnya bisa mengkaji ulang tersebut. Sebab dia merasa penggunaan aplikasi dinilai terlalu berbahaya, sebab penggunaannya melalui ponsel.

"Itu kan pom bensi ya, jelas-jelas dilarang menggunakan Hp, tapi ini malah disuruh pakai aplikasi, kalau terjadi kebakaran gimana?," katanya, Rabu (29/6/2022).

Selain itu, Putra menilai penggunaan aplikasi saat melakukan pembelian BBM dirasa kurang efektif. Dikhawatirkan akan terjadi antrian yang cukup panjang.

 

Pria yang bekerja di salah satu perusahaan swasta ini sendiri dalam pengisian BBM selalu menggunakan Shell. Meski begitu, dia tau bagaimana kondisi di lapangan terkait pembelian BBM, apalagi jenis pertalite.

"Ga pakai aplikasi aja yang beli Pertalite itu ngantri, gimana kalau pakai aplikasi. Bisa-bisa ngantri panjang banget," ucapnya.

Selain itu, dia mengkritis soal masih banyak masyarakat yang belum mempunyai smartphone yang canggih. Sehingga itu sangat menghambat bagi masyarakat.

"Kalau menurut saya mending urus harga kebutuhan pokok aja dulu yang masih tinggi. Ini harga kebutuhan pokok masih tinggi, ditambah Pertamax juga mahal," tukasnya.

Terpisah, Umar (30) salah satu pengemudi ojol mengatakan, penggunaan aplikasi pada pengisian BBM dinilai kurang tepat. Dia takut nantinya akan terjadi antrian panjang.

Selain itu, dia juga khawatir penggunaan aplikasi tidak sesuai yang diharapkan. Sebab banyak masyarakat yang ponselnya masih terbilang sudah lapuk.

"Kaya hape saya ini udah berat banget. Kalau saya harus pakai aplikasi mau ga mau harus download. Hape saya aja lemot, nanti kalau tiba-tiba eror lagi di pom bensin gimana?," tanya Umar kebingungan.

Umar menuturkan, lebih baik pemerintah fokus membehahi harga BBM jenis Pertamax yang tinggi. Kata Umar, banyak warga yang beralih ke Pertalite sejak Pertamax naik.

"Mending Pertamax diturunin aja harganya, karena teman se profesi saya juga banyak yang pakai Pertalite sejak harga Pertamax naik jadi Rp12.500 perliter," tuturnya.

Hal yang sama disampaikan Daniel (32) warga Duri Kepa. Dia menuturkan penggunaan aplikasi saat mengisi BBM dinilai akan menyulitkan pengguna maupun petugas SPBU.

Salah satu yang bikin sulit yaitu ketika ponsel warga saat mengisi BBM malah bermasalah karena memang tidak mendukung.

"Kalau tiba-tiba sinyal ga ada, atau pas kebetulan paket habis, nah itu nanti pasti ribet kan petugas SPBUnya. Saya sendiri juga pasti bingung. Masa saya harus beli paket internet dulu baru beli bensin," paparnya.

Diketahui, Pertamina Patra Niaga sebagai Sub Holding Commercial & Trading dari PT Pertamina (Persero) per 1 Juli akan melakukan uji coba penyaluran Pertalite dan solar bagi pengguna berhak yang sudah terdaftar di dalam sistem MyPertamina.

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution mengatakan, perseroan diberi amanah untuk menyalurkan bahan bakar minyak (BBM) subsidi termasuk Pertalite dan solar.

Namun, saat ini di lapangan masih saja ada konsumen yang tidak berhak mengonsumsi kedua bahan bakar tersebut.

Jika tidak diatur, besar potensinya kuota yang telah ditetapkan selama satu tahun tidak akan mencukupi.  (Pandi)

 

ADVERTISEMENT

Reporter: Pandi Ramedhan
Editor: Deny Zainuddin
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT