Perempuan berumur 84 tahun ini merupakan aktris senior yang telah banyak membintangi industri perfilman. Pada 1958, Rima sudah membintangi film. Judul film tersebut yakni Djuara Sepatu Roda.
Kemudian pada 1961, Rima Melati memulai debut akting sebagai pemeran utama di film Kasih Tak Sampai.
Sejak saat itu, Rima Melati banyak membintangi film-film era 1960-an seperti Notaris Sulami (1961), Bermalam di Solo (1962), dan Kartika Aju (1963).
Namun, Rima sempat vakum. Akan tetapi, pada tahun 1969, Rima kembali ke layar lebar dan bermain di film berjudul Big Village.
Pada era yang sama, sekitar tahun 1960-an, Rima juga menjadi personal grup penyanyi wanita, yakni bernama Baby Dolls. Grup penyanyi wanita itu terdiri atas Rima Melati, Baby Huwae, Gaby Mambo, dan Indriati Iskak.
Kemudian, di tahun 1970 hingga 2000-an, nama Rima Melati selalu mengisi panggung perfilman Tanah Air.
Karya-karya film yang pernah dibintanginya yakni Intan Berduri (1972), Perawan Malam (1974), Max Havelaar (Saijah dan Adinda) (1975), Di Balik Kelambu (1982), Kupu-kupu Putih (1983), Arini (Masih Ada Kereta yang Akan Lewat) (1987), Sesal (1994), Banyu Biru (2004), dan masih banyak lagi.
Selama menjadi seorang aktris di industri perfilman, pada tahun 1973, Rima pernah meraih Piala Citra pada Festival Film Indonesia dalam dalam kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam film Intan Berduri bersama Benyamin Sueb, serta beberapa kali masuk sebagai nominasi di ajang penghargaan yang sama.
Tak hanya membintangi perfilman, istri almarhum Frans Tumbuan ini juga tercatat membintangi sejumlah judul sinetron.
Sinetron yang dibintanginya itu di antaranya Cinta Tak Pernah Salah, Mentari Di Balik Awan, Kabut Sutra Ungu, Candy, Buku Harian Nayla: 8 Tahun Kemudian, dan masih banyak lagi.
Selain menjadi seorang artis, Rima Melati juga aktif mengampanyekan kesadaran kanker payudara melalui Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta. Pasalnya, Rima Melati adalah seorang survivor, di mana pada 1989, sang aktris sempat menderita kanker payudara.