ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ada rasa tanggung jawab kepada rakyat dengan menyerap kebenaran aspirasi yang disampaikan oleh konstituen, bukan kebenaran menurut kelompoknya.
Politik memang identik dengan cara bagaimana meraih kekuasaan, tetapi hendaknya tidak dilakukan dengan menghalalkan segala cara yang bertentangan norma dan etika sebagaimana jati diri bangsa kita yang berlandaskan kepada nilai-nilai luhur Pancasila.
Melalui komunikasi politik sambung rasa, tak hanya mampu menyerap aspirasi, juga pada akhirnya dapat menggerakkan tingkat partisipasi para pemilih menyukseskan gelaran pilpres, pileg maupun pilkada.
Bukankah kian tinggi tingkat partisipasi publik dalam pemilihan, mencerminkan adanya kemajuan demokrasi.
Sementara semakin tinggi angka golput, mencerminkan buruknya penilaian publik kepada parpol, akibat perilaku para politisi buruk dalam mencari kemenangan dan kekuasaan.
Pitutur luhur mengajarkan “Wong menang iku, sing bisa ngasorake priyanggane dhewe”- Orang yang menang itu adalah orang yang bisa melawan nafsunya sendiri.
Termasuk nafsu berkuasa dengan menghalalkan dengan segala cara.
Itulah sebabnya, sense of politics itu mengajarkan agar para politisi tetap mengemban amanah rakyat, selain tadi, ada rasa tanggung jawab untuk kemajuan bangsa mencapai cita-citanya mewujudkan kemakmuran dan keadilan sosial. (Azisoko)
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT