Kepekaan Politik

Senin 20 Jun 2022, 14:34 WIB

Di saat komunikasi antar-parpol sedang kondusif, selagi calon pemimpin bangsa ke depan sedang dirumuskan, hendaknya para elite memiliki rasa, kepekaan politik atas apa yang menjadi kehendak rakyat. Ada sense of politics.

Patut diingat, politisi berhasil duduk di Senayan karena dipilih rakyat. Parpol menjadi besar karena suara rakyat.

Begitupun paslon yang diusung pada pilpres 2024, akan terpilih jika mendapat suara rakyat.

Tanpa suara pemilih, tanpa dukungan rakyat, sebagus apapun calon yang digadang-gadang, akan tumbang.

Ini makin menguji sebuah adagium bahwa tingkat elektabilitas tidak sebanding lurus dengan tingkat keterpilihan.

Disinilah perlunya “insting”, kepekaan politik dari para elite parpol dengan menggunakan mata batinnya dalam menyerap kehendak rakyat untuk mengetahui pemimpin seperti apa yang dibutuhkan.

Perlu dikemas komunikasi politik sambung rasa antara para elite dengan rakyatnya.

Komunikasi yang mampu membangun keharmonisan, membangun kebersamaan sehingga mampu menyerap denyut nadi rakyat, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi”di media ini.

Kehendak rakyat hendaknya menjadi acuan dominan dalam mengambil keputusan dengan mengesampingkan syahwat politik kelompoknya, koleganya.

Ada rasa tanggung jawab kepada rakyat dengan menyerap kebenaran aspirasi yang disampaikan oleh konstituen, bukan kebenaran menurut kelompoknya.

Politik memang identik dengan cara bagaimana meraih kekuasaan, tetapi hendaknya tidak dilakukan dengan menghalalkan segala cara yang bertentangan norma dan etika sebagaimana jati diri bangsa kita yang berlandaskan kepada nilai-nilai luhur Pancasila.

Melalui komunikasi politik sambung rasa, tak hanya mampu menyerap aspirasi, juga pada akhirnya dapat menggerakkan tingkat partisipasi para pemilih menyukseskan gelaran pilpres, pileg maupun pilkada.

Berita Terkait

News Update