Sekolah bagi anak perempuan Afghanistan.

Internasional

Taliban Larang Anak Perempuan Sekolah, Keluarga Afghanistan Hijrah ke Iran

Sabtu 18 Jun 2022, 13:00 WIB

IRAN, POSKOTA.CO.ID - Jumlah keluarga Afghanistan yang pindah ke Iran meningkat.

Hal ini terjadi akibat Taliban gagal memenuhi janjinya untuk mengizinkan anak perempuan memulai kembali pendidikan mereka di sekolah.

Keluarga Afghanistan membuat keputusan untuk berlindung di Iran usai Taliban mengingkari janji untuk mengizinkan anak perempuan Afghanistan untuk melanjutkan belajar pada awal tahun ajaran baru di bulan Maret.

Taliban sebelumnya memberitahu bahwa anak perempuan akan diizinkan bersekolah. Tetapi keputusan itu kemudian berubah sebaliknya.

Taliban berjaga di luar sekolah dan melarang mereka masuk sehingga membuat para siswa menangis ketika mereka kembali ke rumah dengan buku di tangan.

Guru di Provinsi Herat Barat, Nilofar, mengisahkan bagaimana Taliban akan melihat anak perempuan dan berkata,”Pulanglah. Bahkan belajar sebanyak ini sudah cukup untuk kalian semua.”

Sumber di kota Mashhad di timur laut Iran menuturkan pada Middle East Eye bahwa pendaftaran di sekolah-sekolah yang melayani pengungsi Afghanistan telah meningkat terutama untuk anak perempuan.

Kepala sekolah di salah satu sekolah tersebut mengatakan pendidikan mungkin bukan faktor utama yang menarik orang ke Iran. Tetapi hal ini adalah faktor yang signifikan.

"Ada masalah besar dengan ketidakamanan dan ekonomi. Tetapi jika pendidikan bukan alasan nomor satu bagi keluarga ini untuk datang ke sini, itu pasti tinggi."

Zainab Sajadi, Kepala Sekolah di sekolah non pemerintah untuk pengungsi Afghanistan di Mashhad, mengatakan kepada bahwa pendaftaran siswa tidak berdokumen telah meningkat sejak pengambilalihan Taliban musim panas lalu.

“Kami menerima ratusan murid baru. Ruang kelas kami benar-benar penuh,” ucap Zainab Sajadi. “Kami tidak memiliki cukup kursi. Beberapa siswa berdiri di kelas. Yang lain harus berbagi kursi.”

Kepala sekolah menambahkan bahwa sekolah telah mulai mengadakan tiga putaran kelas yang berbeda setiap hari.

Hal ini akibat 60 persen muridnya adalah perempuan Afghanistan sehingga para guru memberi pelajaran tambahan secara sukarela dan tanpa bayaran tambahan.

“Mereka adalah siswa paling cerdas di sekolah kami,” tuturnya.

“Saya dapat melihat betapa mereka kelaparan untuk pendidikan. Bahkan jika kami terus mengajar tiga putaran sehari dan terus mendaftarkan siswa tetap akan ada ribuan siswa lain yang tidak dapat bersekolah,” pungkas Zainab Sajadi. ***

Tags:
talibanafghanistaniranpenentang Talibanperempuan Afghanistanperempuan bersekolahpendidikan anak perempuan

Reporter

Administrator

Editor