ADVERTISEMENT

Pemuda Lakukan Aksi Koboi, Todongkan Air Softgun ke Seorang Pengunjung Cafe di Jaksel, Sosiolog: Cara Penyelesaian Masalah yang Meredup

Rabu, 15 Juni 2022 20:51 WIB

Share
Sosiolog Unika Atma Jaya Jakarta, Hubertus Ubur. (ist)
Sosiolog Unika Atma Jaya Jakarta, Hubertus Ubur. (ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

 

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Pengunjung kafe yang ada di bilangan Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dibuat gempar lantaran seorang pemuda yang berinisal IR melakukan aksi 'koboi' dengan cara menodongkan senjata jenis air softgun terhadap AA, Minggu (12/6/2022) lalu.

Aksi brutal tersebut berhasil dihentikan polisi dan pelaku ditangkap.

Diketahui, aksi IR yang menodongkan senjata air softgun kepada AA itu terjadi usai AA terlibat perseteruan dengan rekan IR, yakni AAR di toilet yang ada dalam kafe tersebut.

Bahkan, sebelum ditodongkan senjata air softgun oleh IR, AA sempat dianiaya oleh AAR menggunakan knuckle usai terlibat insiden berebut kamar toilet.

Menanggapi hal tersebut, Sosiolog Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta, Hubertus Ubur mengatakan, dari hal ini dapat disaksikan pada bagaimana kelompok atau individu menyelesaikan persoalannya dengan cara yang tak lagi dialogis, rasional, atau pun konstitusional.

"Klarifikasi masalah dan musyawarah dalam menyelesaikan persoalan makin redup di tengah masyarakat kita. Parahnya, yang lazim diterapkan saat ini adalah intimidasi dan serangan, baik itu verbal maupun non verbal," kata Hubertus saat dihubungi Rabu (15/6/2022).

Menurut Hubertus, masyarakat kita, khususnya kaum muda saat ini, tak lagi berlomba-lomba mengejar kebaikan untuk bersama, melainkan berlomba-lomba untuk mencari kemenangan diri, kelompok, atau golongannya pribadi.

Sebab, dia berujar, dari kasus yang dialami oleh AA, IR yang semulanya berniat untuk melerai pertikaian, malah terjerat dalam situasi keberpihakan pada AAR rekannya, yang dalam hal ini jelas telah melakukan kesalahan dengan menganiaya AA menggunakan knuckle.

"Prinsip machivelistik, yaitu tujuan menghalalkan cara semakin berkembang. Penggunaan senjata bukanlah cara konstitusional dan bermoral untuk menyelesaikan persoalan. Tetapi itulah yang sering dipraktikan oleh masyarakat kita, khususnya kaum muda kita," ujar Hubertus.

"Machiveliatik atau inti pemikiran Mavhiveli, seorang ahli politik Italia, menjelaskan cara apa pun bisa dipakai asal tujuan (politikmu) tercapai. Dengan kata lain kita rumuskan 'tujuan menghalalkan segala cara'. Pemikiran ini tentu saja tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa kita yang mengedepankan rasionalitas melalui dialog dan musyawarah. Itulah semangat Pancasila, sila keempat," jelas dia.

Dia menyebut, generasi muda Indonesia ini harus disadarkan dari pemikiran Machiveli dengan cara menggecarkan tindakan dialog, musyawarah menjaga persaudaraan, persatuan, dan kesatuan yang keseluruhannya dapat dilakukan oleh para orang tua sebagai contoh bagi mereka.

Pasalnya, papar Hubertus, generasi muda bakal mencontoh dari tindakan generasi tua dalam hal, misalnya penyelesaian masalah secara rasional.

"Khawatirnya, kalau mereka tidak ada yang memberikan contoh baik dan malah terus mempraktikan cara Machiavelistik, hal itu lama-lama dapat dianggap sebagai hal yang konstitusional katena kerap kali dipraktikan," ucapnya.

Untuk diketahui sebelumnya, sebuah video yang menampilkan adegan pengunjung kafe terlibat insiden percekcokan di kawasan Senopati, Jakarta Selatan viral di media sosial Instagram.

Video tersebut menjadi viral, sebab di dalam video berdurasi 11 detik tersebut, nampak salah seorang pengunjung kafe yang terlibat insiden percekcokan itu menodongkan senjata yang diduga merupakan senjata jenis air softgun terhadap seseorang pengunjung yang terlibat cekcok dengannya.

Pada keterangan video yang diunggah, aksi 'koboi' oleh pria itu disebutkan terjadi di Kafe Vol Bottle Shop kawasan Senopati, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Minggu (12/6/2022) dini hari. (adam)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT