ADVERTISEMENT

Harga Sembako Ancam Stabilitas Rumah Tangga

Sabtu, 11 Juni 2022 07:30 WIB

Share
Kartun Sental-Sentil: Harga Sembako Ancam Stabilitas Rumah Tangga. (kartunis: poskota/ucha)
Kartun Sental-Sentil: Harga Sembako Ancam Stabilitas Rumah Tangga. (kartunis: poskota/ucha)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

KISRUH dalam rumah tangga (KDRT) tidak melulu hanya karena urusan orang ketiga atau perselingkuhan. Kondisi harga sembako seperti telur, minyak goreng, cabai dan lainnya yang lebih sering naik ketimbang turun juga bisa menjadi pemicu retaknya hubungan suami istri.

Seperti yang sedang terjadi di keluarga Nurdin dan Erna. Sudah beberapa hari ini Erna dibuat rungsing setelah belakangan ini Nurdin tidak konsisten nyetor maksimal penghasilannya sebagai tukang ojek . Bahkan kadang Nurdin absen setoran kepada Erna.

Sepi penumpang jadi alesan klasik Nurdin setiap kali ditanya Erna soal pendapatannya. Akibatnya Erna terpaksa hampir setiap hari membobok celengannya demi urusan dapur.

“Kalo gini terus bisa ludes celengan gw dibobok terus,” batin Erna sambil mengorek orek celah lubang celengan. 

Yang bikin Erna tambah sebel, seolah suaminya tak paham dengan situasi dan kondisi di pasar saat ini, khususnya untuk urusan harga harga sembako. Padahal Erna memastikan sang suami tahu kalau harga sembako mulai merangkak naik lagi setelah lebaran. “Gua heran sama laki, ga mau ngertiin urusan ginian. Alesannya penumpang sepi mulu, cari tambahan kenapa kerja apa kek,” gerutu Erna.

“Dia ga tau apa telur harga nya udah sampe Rp30 rebu, cabai beli lima rebu udah ga dilayani karena sekilo udah tembus seratus rebu, belon minyak goreng yang harganya belon mau turun masih lima puluribuan,” ucapnya dalam hati.

Sementara Nurdin terlihat asik memainkan ponsel sambil menyeruput kopi. Sesekali rokok yang dipegangnya diisapnya. Melihat pemandangan itu, emosi Erna semakin tak terkendali.

“Pak, cari sambilan kek kerja jangan ngandelin ngojek kalo tiap hari bobok celengan terus kapan saya bisa beli emas,” kata Erna yang memang sengaja nabung di celengan demi bisa kebeli perhiasan emas impiannya. 

Nurdin yang ditanya cuma diam, sambil sesekali menyeruput kopi yang tinggal sedikit. “Yah sabar bu, kan tau sekarang ini ngojek saingannya banyak, online lagi, udah jarang ada yang mau naik ojek biasa,” dalih Nurdin.

Mendengar jawaban Nurdin, Erna memilih melengos pergi masuk ke dalam kamar. Setelah hampir satu jam , Erna keluar dari kamar dengan membawa koper berisi pakaian.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT