ADVERTISEMENT

Jangan Ada 'Cebong - Kampret' Jilid 2

Sabtu, 11 Juni 2022 06:00 WIB

Share
Pemilu 2024. (foto: ist)
Pemilu 2024. (foto: ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Oleh: cahyono, Wartawan Poskota

PEMILIHAN presiden (Pilpres) masih sekitar dua tahun lagi. Tapi sudah banyak nama petinggi negeri yang digadang-gadang bakal maju sebagai calon presiden (capres). Mulai dari menteri, Ketua DPR hingga kepala daerah yang tampak sudah ngebet jadi presiden.

Mendekati Pilpres juga banyak orang yang mendadak jadi pengamat politik. Tak sedikit pegiat media sosial yang ikut-ikutan kritis, mengumpat sampai 'menjilat'. Maklumin saja, mungkin mereka sedang mencari 'panggung'.

Buzzer politik pun sudah pamer-pamer prestasi 'halu' junjungannya. Bahkan sampai banyak buzzer menimbulkan fitnah untuk menjatuhkan lawan politik di media sosial. Perang urat saraf netizen di kolom komentar medsos pun terjadi karena ulah para buzzer.

Tak hanya pengamat politik, pegiat media sosial dan buzzer yang bersuara terkait pilpres. Para indigo yang mengaku bisa menerawang masa depan pun turut buka suara terkait siapa presiden terpilih pengganti Jokowi di 2024. 

Menurut penerawangan Indigo dalam video yang diunggah kanal Youtube Ngaji Roso, peramal Bunda Anggra, menyebut presiden terpilih di Pilpres 2024 berinisial 'GAGIGUGEGO'. Sementara kata pemuda indigo asal Kediri bernama Tigor Otadan, presiden terpilih di 2024 berasal dari keturunan China namun ia tak mau disebut China. Ya semoga saja para indigo ini tak seperti lembaga survei yang menerima pesanan dari oknum yang ngebet jadi presiden untuk menggiring opini publik.

Inti dari semua itu rakyat lah yang dibuat bingung. Tak sedikit yang merasa stres dengan pesta demokrasi 5 tahunan ini. Berkaca dari Pilpres tahun 2019, rakyat di akar rumput terpecah menjadi dua kelompok 'cebong - kampret'. Sama tetangga tidak saling sapa, retak persaudaraan, bahkan ada suami istri yang harus pisah ranjang gegara beda pilihan presiden. Bener gak tuh?

Setelah rakyat yang terpecah mulai akur karena junjungannya telah bersatu, kini sudah mulai dipanas-panasin lagi. Potensi perpecahan di akar rumput seperti Pilpres 2019 sangat besar terjadi. Berdoa saja Pilpres 2024 pecahnya tak separah 2019.

Dan yang paling penting di Pilpres 2024 tak ada lagi istilah 'cebong - kampret'. Gantilah dengan istilah lain. Kalaupun harus ada julukan untuk masing-masing kelompok pendukung capres, berilah sebutan yang lebih syahdu didengar. Misal dengan sebutan 'mawar - melati' atau 'burger - pecel lele' dan lainnya. Kan lebih enak didengar dibanding 'Cebong - Kampret'. Ya kan? (*)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT