"MULAI bulan depan kita naik kelas," kata mas Bro selagi maksi di warteg langganannya.
"Jangan mimpi Bro. Status sosial.kita ini paling bawah, mau naik kelas dari mana?," kata Heri menghentikan suapan nasi ke mulutnya.
"Dengerin dulu kata gue. Kita selama ini kita kan jadi peserta BPJS Kesehatan kelas 3. Tul kan?" kata mas Bro.
"Iya betul, terus?," kata Heri.
"Bulan depan kelas 3 dihapus, begitu juga kelas 2 dan 1. Semuanya akan disamakan menjadi kelas standar. Berarti kita naik kelas dong?," kata mas Bro.
"Itu sih bukan naik kelas, tapi boleh jadi naik iuran," kata Yudi menimpali.
"Kok bisa," tanya mas Bro.
"Kenapa tidak," kata Yudi. Lantas Yudi pun berasumsi. Kalau semua peserta disamakan, nggak ada sistem kelas lagi, berarti iuran BPJS Kesehatan akan disesuaikan juga. Mungkin saja akan diambil angka tengah, sedikit di atas tengah. Yang pasti angkanya akan sama, kalau memang hendak distandarkan, tak ada lagi kelas 1, 2 dan 3.
Dengan begitu, seluruh peserta BPJS Kesehatan hanya akan memiliki satu tarif dan kelas perawatan yang sama.
"Bagus dong.Pelayanan kesehatan yang dilakukan kepada setiap peserta sama, nggak ada perbedaan perlakuan karena status sosial ekonominya akibat beda iuran," kata mas Bro.
"Ya bagus juga sih. Tapi kalau iuran lebih besar dari tarif kelas 3 yang sekarang gimana menurut lo?, kata Yudi.